Konflik Lahan, Warga Kena Panah Beracun

Konflik Lahan Eks HGU PTPN 2 Sei Semayang Kembali Memanas

Minggu, 04 Maret 2012 – 07:33 WIB

BINJAI-Konflik lahan eks Hak Guna Usaha (HGU) PTPN 2 Sei Semayang, tepatnya di Kelurahan Tunggurono, Kecamatan Binjai Timur, kembali memanas. Pasalnya, tiga kubu yang terdiri dari PTPN 2 Sei Semayang, dan dua kubu warga tani terlibat bentrok di atas lahan eks HGU PTPN 2 Sei Semayang tersebut, Sabtu (4/2), sekitar pukul 11.30 WIB.

Dalam bentrok fisik tersebut, puluhan anak panah beracun yang dilepaskan oleh salah satu kelompokpun beterbangan. Sehingga, Remi (22), seorang warga tani terluka di bagian bahu kirinya akibat terkena anak panah beracun tersebut. Untuk itu, Remi terpaksa dilarikan ke Klinik Lena, KM 18, Binjai Timur, guna mendapatkan perawatan.

Menurut keterangan Remi, saat terbaring di Klinik Lena, kepada Sumut Pos mengatakan, sebelum kejadian, ia dan puluhan warga tani lainnya ingin menanami batang ubi di atas lahan eks HGU PPN 2 Sei Semayang. "Kami berangkat dengan mengendarai mobil Pick Up BK 8631 BP yang mengangkut batang ubi, serta sejumlah sepeda motor. Namun, belum lagi sampai di lokasi lahan yang akan kami tuju. Kami terlebih dahulu bertemu dengan ratusan karyawan PTPN 2," ungkapnya.

Ratusan karyawan PTPN 2 itu, lanjutnya, datang menggunakan tiga mobil Cold Diesel warna putih, yang biasa diturunkan saat melakukan okupasi atau pembersihan tanaman warga tani di atas lahan eks HGU PTPN 2 Sei Semayang itu. "Kami gak tahu apa tujuan karyawan PTPN 2 itu. Mungkin ingin melakukan okupasi, karena jumlah mereka terlihat begitu banyak. Bahkan, kami memilih untuk mundur dari pada berhadapan dengan mereka. Sebab, jumlah kami sudah kalah banyak," terang Remi.

Namun, kata Remi, begitu ia dan puluhan warga tani lainnya mundur. Tanpa disangka dari arah belakang datang puluhan pemuda dengan menggunakan 5 unit sepeda motor melakukan penyerangan dengan senjata tajam (sajam) dan panah. "Karena posisi kami sudah terkepung. Saya dan warga tani lainnya terpaksa berpencar demi menyelamatkan diri. Sementara, pemuda yang berjumlah sekitar 10 orang itu, langsung menyerang kami dengan panah. Karena jarak yang cukup dekat, akhirnya saya terkena panah di bagian bahu kiri ini," ujarnya sembari menahan rasa sakit luka panah yang dideritanya itu.

Remi yang didampingi sejumlah temannya, juga mengungkapkan, puluhan pemuda yang menyerangnya itu tak lain adalah Cetut, warga yang diduga bekerja sama dengan PTPN 2. "Memang selama ini, Cetut selalu menjadi kendala saat kami melakukan penanaman. Sebab, ia kerap mengusir kami dan ia seakan sudah bekerja sama dengan pihak PTPN 2," cetusnya.

Sebelumnya, Jumat (3/2), pihak PTPN 2 juga melakukan penyerangan terhadap warga tani yang melakukan penanaman di lahan eks HGU PTPN 2, tepatnya di Korem. "Sebelum keadian yang ini, kami juga sudah mendapat serangan dari PTPN 2. Mereka (PTPN 2-red) menyerang kami agar keluar dari lahan eks HGU PTPN 2. Karena jumlah kami kalah banyak, akhirnya kami membubarkan diri. Namun, dalam aksi itu tidak ada korban jiwa," bebernya.

Sementara itu, Syahrul Efendi, supir yang mengangkut batang ubi untuk ditanam, kepada Sumut Pos mengatakan, kalau ia nyaris terkena bacok oleh puluhan pemuda itu. "Saya dan ibu-ibu yang ingin menanam batang ubi ini, berjalan menuju lahan yang ingin ditanami. Namun, di tengah jalan kami dikepung dan saya nyaris mendapat bacokan. Beruntung, saat saya dibacok, jendala kaca mobil langsung saya tutup. Sehingga kelewang yang sudah disabetkan ke arah saya meleset," kata Syahrul.

Tak hanya itu, ketika berada di dalam mobil, Syahrul juga mengaku sangat ketakutan. Pasalnya, puluhan pemuda yang menyerang mereka, terus melayangkan anak panah. "Saya menundukan kepala sembari menjalankan mobil secara perlahan. Anak panah terus dilayangkan kearah mobil saya. Lihatlah itu, dua buah anak panah yang dilayangkan mereka melakat di mobil saya," ujar Syahrul sembari menunjuk anak panah yang melekat di mobilnya tersebut.

Setelah bentrok fisik ini usai, petugas kepolisian Polres Binjai dan Polsek Binjai Timur, tiba dilokasi. Karena sudah tidak ada lagi yang ingin diamankan. Akhirnya petugas berkumpul sejenak di persimpangan Jalan Gajah Mada, dan kantor Rayon C PTPN 2, di Jalan P Ponogoro, Kecamatan Binjai Timur, guna mengantisipasi kejadian ini terulang kembali.

Terpisah, Kapolres Binjai, AKBP Musa Tampubolon, saat dikonfirmasi via selulernya terkait bentrok ini, mengatakan, kalau pihaknya akan tetap melakukan penyelidikan guna mengamankan orang-orang yang terlibat dalam bentrok tersebut. "Kita akan meminta laporan dari korban dalam bentrok itu dan dari hasil laporan, kita akan memeriksa saksi-saksi. Selanjutnya, siapa yang terlibat akan kita amankan. Kalau dari hasil laporan, orang yang terlibat bentrok tadi pihak Cetut dan Suyono," kata AKBP Musa Tampubolon.

Ketika diseinggung soal Cetut, yang sudah diamankan oleh Polres Binjai, karena kasus pengancaman terhadap petugas polisi yang sedang melakukan tugas pengamanan di Tunggurono. Kapolres mengakui, kalau Cetut sudah ditangguhkan. "Kasus Cetut tetap berlanjut, tapi untuk saat ini dia (Cetit-red) kita tanggung," Ujar Musa Tampubolon.

Namun, disinggung siapa yang menangguhkan, Kapolres mengaku kalau yang menangguhkannya dirahasiakan. "Itu rahasia. O, yang menjaminnya keluarga, tak lain istri Cetut itu sendiri," kata Kapolres dengan bahasa yang berbelit.

Kalau nanti dalam penyelidikan ini Cetut kembali terlibat, sambungnya, maka polisi akan kembali mengamankannya. "Untuk orang yang telah menjaminya, akan kita periksa sebagai saksi dan tidak akan pernah kita izinkan untuk menjaminnya kembali," ucap Musa Tampubolon. (dan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Banjir Bandang di Kotabaru, 3 Tewas, 3 Hilang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler