Konflik Manusia dengan Satwa Liar Masih Berlanjut di Kerinci

Senin, 18 Februari 2019 – 20:56 WIB
Salah satu pondok yang dirusak beruang. Foto: Dedi/jambiekspres/jpg

jpnn.com, KERINCI - Konflik antara satwa liar dengan manusia masih terjadi di Kabupaten Kerinci, Jambi. Setelah sebelumnya beruang menghantui petani di Tanjung Pauh, kali ini warga dua desa di Kecamatan Bukit Kerman, diresahkan dengan kehadiran beruang yang masuk perkampungan warga.

Hal ini terjadi satu pekan terakhir ini, dimana warga Pulau Pandan dan Karang Pandan, Kecamatan Bukit Kerman melihat Beruang berkeliaran di pemukiman warga.

BACA JUGA: Pemuda Nekat Tabrakkan Diri ke Kereta Api

"Ya warga melihat ada seekor beruang yang berkeliaran di kebun dan pemukiman warga," kata salah seorang warga setempat, Andi.

Dikatakannya lagi, pertama kali warga melihat beruang terlihat di dusun Renah Lima Manis, Desa Pulau Pandan, pada Rabu (13/02).

BACA JUGA: Pelaminan Pengantin Terendam Banjir, Tamu Dilangsir Perahu Karet

"Sudah beberapa hari ini beruang tersebut sering berkeliaran dipemukiman warga," sebutnya.

Hal senada dikatakan Tini, bahwa ayahnya juga pernah dikejutkan dengan secara tiba-tiba beruang muncul di belakang rumahnya. Akibatnya, dia teroma selama Dua hari.

BACA JUGA: Ratusan Warga Jorong Tongar Tuntut Jatah Lahan yang Dijanjikan Pemerintah

"Sampai-sampai ayah dak berani lagi ke kamar mandi belakang rumah," ungkapnya.

Masyarakat dua desa ini, lanjut Deka, meminta pihak Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), KPHP Kerinci dan BKSDA untuk turun menangkap dan mengusir beruang tersebut jauh dari pemukiman warga, karena warga takutnya nanti bisa memakan korban baik orang dewasa maupun anak-anak.

“Kita berharap pihak terkait cepat turun, untuk menangkap dan mengusir dari pemukiman warga, dengan adanya beruang berkeliaran di pemukiman warga menjadi resah," pungkasnya.

Tokoh masyarakat setempat yang juga Ketua Karang Taruna Kabupaten Kerinci, Muhammad Hanil mendesak pihak BKSDA untuk segera menyikapi persoalan beruang itu.

“Jangan sampai nanti masyarakat dengan terpaksa memburunya, sehingga masyarakat justru kena pidana karena melanggar UU Kemudian beberapa hari berturut-turut berikutnya beruang tersebut diakui warga sering berkeliaran dipemukiman warga. hewan,” ujarnya.

Dia mengatakan, pihak BKSDA tentu tahu cara menangkap beruang itu untuk dipindahkan ke hutan yang jauh dari perkampungan penduduk.

Kepala Desa Pulau Pandan, Syamsul Bahar dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. "Kami sudah mendapatkan laporan warga, benar mereka melihat Beruang berkeliaran didekat pemukiman.” Sebutnya.

Syamsul mengatakan sejauh ini belum ada kerugian yang ditimbulkan akibat dari peristiwa ini. Namun melaluinya selaku Kades setempat warga berharap pemerintah dapat menanggani cepat peristiwa ini.

Sementara itu, Kepala KPHP Kerinci, Neneng Susanti dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Pihaknya telah mendapatkan laporan dari masyarakat terkait dengan adanya beruang masuk pemukiman warga.

Dia mengatakan beberapa hari ini memang sedang marak adanya beruang masuk ke perkampungan serta ladang warga, tak hanya di pulau Pandan, namun di desa - desa lain serta Kabupaten lain juga.

"Hal ini juga sehubungan dengan adanya musim buah di setiap daerah, makanya mereka turun perkebunan dan kepemukiman warga, untuk mencari makanan," sebutnya.

Namun terkait dengan hal tersebut, lanjut Neneng, pihaknya belum lama ini telah melakukan sosialisasi di beberapa desa di Kabupaten Kerinci.

”Kami minta kepada masyarakat untuk menyemprotkan karbol utk ACC di sekitar pekarangan karena beruang akan lari jika mencium aroma tersebut," pungkasnya. (adi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jasad Pria 50 Tahun Ditemukan Membusuk


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler