Konflik SARA Pecah, Sri Lanka Blokir Facebook dan WhatsApp

Rabu, 07 Maret 2018 – 17:09 WIB
Polisi berjaga di sebuah rumah yang dibakar kelompok Buddha di Kota Kandy. Foto: AFP

jpnn.com, COLOMBO - Bentrokan antara umat beragama di Sri Lanka makin mengkhawatirkan. Untuk mencegah api konflik meluas, pemerintah memerintahkan pemblokiran terhadap sejumlah situs media sosial.

Juru Bicara Kabinet Rajitha Senaratne mengatakan, pemerintah memutuskan situs seperti Facebook, Instagram dan WhatsApp diblokir mulai hari ini, Rabu (7/3). Langkah ini bertujuan menghambat penyebaran ujaran kebencian.

BACA JUGA: Amit-Amit! Konflik Umat Bergama Bikin Sri Lanka Tegang

Sejak kemarin, Selasa (6/3), pemerintah memberlakukan status darurat nasional untuk 10 hari ke depan. Tentara diterjunkan ke wilayah-wilayah yang dianggap rawan untuk mencegah bentrokan.

Reuters melaporkan bahwa ketegangan terbaru antara umat Buddha dan Islam terasa sejak tahun lalu. Saat itu, kelompok Buddha garis keras menuding warga muslim memaksa orang untuk masuk Islam dan mencoret-coret situs arkeologi Buddha.

BACA JUGA: Sebar Hoaks, Politikus Bakal Ditindak Tegas

Situasi kian panas setelah seorang pengemudi truk dari komunitas Buddha Sinhala di Distrik Kandy tewas dan dimakamkan Minggu (4/3).

Beberapa hari sebelum kematiannya, si sopir itu bentrok dengan empat warga muslim di Kota Digana, Distrik Kandy. Belum diketahui dengan pasti penyebab bentrokan tersebut.

BACA JUGA: Siskamling Medsos Cara Jitu Tangkal Hoaks dan Hate Speech

Sehari setelah pemakaman, sekelompok warga Buddha Sinhala menyerang toko-toko milik umat Islam. Pada hari yang sama, pemerintah langsung memberlakukan jam malam di dua kota di Distrik Kandy serta menempatkan pasukan militer dan satuan khusus kepolisian di wilayah tersebut.

Beberapa pengamat menuding organisasi Buddha garis keras Bodu Bala Sena (BBS) sebagai dalang di balik insiden tersebut.

Di negara yang berpenduduk 21 juta jiwa itu, sekitar 70–75 persennya adalah umat Buddha Sinhala. Umat Islam hanya 10 persen dan sekitar 13 persen lainnya adalah umat Hindu.

Pengamat masalah Sri Lanka dari International Crisis Group Alan Keenan mengungkapkan bahwa kelompok Buddha radikal menyerang warga muslim secara signifikan dan berkala sejak 2012. Serangan itu terus meningkat mulai April lalu.

Alasan utama serangan itu adalah perasaan mayoritas orang Sinhala dan Buddha bahwa Sri Lanka adalah tanah mereka. Sedangkan komunitas lainnya, yaitu muslim dan Tamil, ada karena mereka memberi izin untuk tinggal,” terang Keenan. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Awas! Ustaz Somad Dicatut untuk Galang Dana Lewat Medsos


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler