Konflik Wamena Diselesaikan Secara Adat

Sabtu, 25 Februari 2012 – 10:27 WIB

WAMENA - Konflik antara dua kelompok di pasar Sinakma Wamena, Rabu (22/2) yang mengakibatkan tewasnya ajudan Wakil Bupati Jayawijaya Jhon R Banua dan beberapa orang lainnya lukal-uka termasuk Jhon Banua sendiri akhirnya diselesaikan dengan cara adat.

Ya,  konflik antar 2 kelompok masyarakat yang salah satu kelompok masyarakat berasal dari Kabupaten Nduga kemarin telah di lakukan perdamaian secara adat. Pedamaian secara adat itu di tandai dengan acara Wakun (bakar batu) dan makan bersama hipere dan daging babi. Acara wakun ini juga  saling mempertemukan dua  kelopok masyaraat itu serta semua lapisan masyarakat, para muspida dan kepala SKPD  di Kabupaten Jayawijaya.

Bupati Jayawijaya, Wempi Wetipo kepada wartawan disela-sela perdamaian tersebut mengatakan konflik antar dua kelompok masyarakat yang terjadi di wilayah Kabupaten Jaywijaya telah diselesaikan secara damai dan bermartabat. 
 
Hal itu karena seluruh kepala suku, para tokoh-tokoh dan  semua komponen masyarakat setelah pemerintah dan pihak kemanan  telah sepakati bersama pada hari ini (kemarin) bahwa masalah tersebut telah  selesai.
 
"Ini tradisi adat masyarakat Baliem jika sudah duduk bersama seperti ini dan membicarakan bersama dan ditandai acara wakun berarti masalah tersebut telah  disepakati bersama untuk selesai sampai disini dan tak ada konflik lagi," ujar Bupati Wetipo.

"Kami tidak mau ada lagi konflik di sini  dan sekarang kami hanya ingin hidup dalam  suasana damai, aman  dalam menyambut dan melasanakan semua program pembangunan," lanjutnya.
 
Dikatakan pemerintah bersama masyarakat sama-sama menjaga, membina dan memelihara kedamaian, kerukunan dan keamaanan di Kabupaten Jayawijaya demi membangun Kabupaten Jayawijaya untuk lebih baik dari hari ini dan hari esok sebagaimana  harapan kita bersama," imbuhnya.
 
Bupati Wetipo mengharapkan juga kepada semua lapisan masyarakat  agar jika ada persoalan, atau perbedaan antar kelompok masyarakat agar diselesaian secara bermartabat  dengan mengedepankan sikap yang baik, pikiran yang jernih serta hati yang dingin.
 
"Saya kira jika kita menyelesaikan suatu masalah dengan  berdialog mari kita duduk bersama-sama  dengan hati, pikiran dan perasaan yang  dingin tentu kita temukan solusi penyelesaiannya secara baik dan bermartabat pula,"pungkasnya. (ben/wen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 84 Undang-Undang Rugikan Daerah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler