Kongres PSSI Sejuk, tapi Ada yang Bikin Menpora Kecewa

Kamis, 04 Agustus 2016 – 05:43 WIB
Suasana Kongres Luar Biasa PSSI di Ancol, Jakarta, Rabu (3/8). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA –  Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang berlangsung di Ancol-Jakarta Utara, siang kemarin (3/8) terasa damai. 

Ya, selain mengusung tema reformasi, semua yang hadir dalam kongres tersebut sepakat mengusung misi rekonsiliasi besar-besaran. 

BACA JUGA: Gelandang AC Milan Ini Pulang Kampung ke Prancis

Bahkan, bisa dibilang, itu adalah kongres dengan formasi paling lengkap setelah konflik internal mendera federasi sepak bola tanah air itu lima tahun lalu. Bahkan pihak Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang pernah membekukan PSSI sejak 17 April 2015 lalu, pun mendapat tempat istimewa dalam kongres itu.

Selain itu, juga hadir mantan ketua umum PSSI paling kontroversial, Nurdin Halid. Bahkan, sebelum kongres itu berjalan, Nurdin berpesan bahwa semua komponen sepak bola tanah air sudah saatnya saling bergenggam dan bangkit bersama-sama.

BACA JUGA: Nainggolan Yakin Roma Masih Akan Berkembang

”Sepak bola harus bisa menjadi perekat solidaritas kita semua,“ kata pria yang pernah dua periode menjabat ketua umum PSSI itu. 

Kongres yang berlangsung kilat selama tiga jam tersebut cukup berjalan lancar dengan dihadiri oleh 107 voters PSSI. 

BACA JUGA: Moyes Masih tak Rela Didepak United

Mantan Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti yang memberikan sambutan tertulisnya pun mengusung spirit rekonsiliasi besar besaran di tubuh PSSI. Sambutan La Nyalla yang dibacakan oleh Hinca Panjaitan itu mengajak semua keluarga besar untuk bersatu kembali. 

Bahkan, sejumlah tokoh sepak bola yang pernah dihukum oleh PSSI, bagi Nyalla, agar status mereka dipulihkan kembali. Para tokoh tersebut adalah Mantan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husen, serta sejumlah mantan Exco PSSI hasil KLB Solo seperti Farid Rahman, Sihar Sitorus, Bob Hippy, Widodo, Toety Dau. “Harus kita rangkul kembali mereka dalam keluarga besar di rumah sepak bola,” pesan pria yang sedang tersangkut masalah hukum itu.  

Selain itu, tujuh klub yang sempat dikucilkan oleh federasi juga sudah diakui sebagai pelengkap harmonisnya kongres tersebut. Tujuh klub itu adalah, Persebaya Surabaya, Persewangi Banyuwangi, Arema Indonesia, Persibo Bojonegoro, Persema Malang, Lampung FC dan Persipasi Bekasi. Mereka akan diakomodir dalam Divisi Utama Liga Indonesia musim depan.

Kongres tersebut mendapat pengawalan langsung dari wakil FIFA (Federasi Sepak Bola Internasional) dan AFC (Federasi Sepak Bola Asia). Utusan FIFA adalah Primo Carvaro selaku head of member Association FIFA serta Purushottam Kattel dari International Relations Officer AFC itu telah menyepakati enam agenda penting.

Salah satu yang paling penting adalah, menggelar kongres pemilihan ketua umum baru PSSI pada 17 Oktober mendatang. 

Dalam kongres pemilihan itu, mayoritas voters bersepakat memilih Makassar sebagai tuan rumah. Namun, kesepakatan itu belum menjadi sebuah keputusan karena masih harus dibahas dalam rapat Exco PSSI. 

Sayang, dalam kongres tersebut, Plt Sekretaris Menpora Sakhyari Asmara membuat langkah blunder. Ya, dia diberikan kepercayaan untuk membacakan sambutan Menpora Imam Nahrawi dalam kongres itu.

Namun, pesan sang menteri agar kongres tersebut mengakomodir aspirasi bonek serta sejumlah klub yang pernah dikucilkan oleh PSSI, tidak dia sampaikan. 

Sebaliknya, Sakhyari malah sibuk menyampaikan pantun melayu sembari mempromosikan dirinya sendiri dalam kongres tersebut. 

“Tadi Pak Menteri (Imam Nahrawi, red) sangat kecewa mendengar pesan beliau tidak tersampaikan. Padahal, pidato Pak menteri sudah diberikan secara tertulis,” ujar Gatot.S Dewa Broto, kepala komunikasi publik Kemenpora. (ben)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Top Skor Ini Berharap Bisa Gantikan Striker Legendaris


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler