KONI Izinkan Dua Versi Kongres

PSSI Bantah Ada Kesepakatan

Jumat, 16 Maret 2012 – 06:08 WIB
Bakal calon komite eksekutif (Exco) berfoto bersama usai menjelaskan visi dan misi-nya yang berlangsung di Kantor KPSI, Pintu I Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta. Jelang bergulirnya Kongres Luar Biasa (KLB) 17-18 Maret 2012, Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) menyelenggarakan kampanye para calon Komite Eksekutif (Exco) PSSI 2012-2016. Tujuannya, mengenalkan 44 nama yang maju sebagai calon Ketua, Wakil Ketua Umum, dan anggota Exco PSSI pada KLB yang dijadwalkan akan berlangsung di Jakarta itu.15 Maret 2012. FOTO : HENDRA EKA/JAWA POS

JAKARTA - Menyikapi berlarut-larutnya konflik di persepakbolaan nasional, KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) membuat keputusan. Keputusan yang terdiri dari sembilan poin tersebut dihasilkan dari pertemuan tim kecil bentukan KONI dengan PSSI, Indonesia Premier League (IPL), Indonesia Super League (ISL), dan Komite penyelamat sepak bola Indonesia (KPSI).

Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman menegaskan keputusan tersebut tidak mempengaruhi rencana kongres yang bakal diadakan PSSI maupun KPSI. KONI mempersilakan kedua kongres yang berbeda itu tetap berlangsung. "Kami sepakat, kedua kongres tetap terselenggara. KONI akan hadir di kedua kongres," jelasnya.

Hanya saja, dia berpesan agar keputusan KONI tadi menjadi salah satu agenda pembahasan dalam kedua kongres tersebut. Dia berharap, setelah kongres akan lahir kata sepakat dari kedua belah pihak yang mengarah pada rekonsiliasi.

Tono membantah bahwa sikap KONI yang menyetujui kedua kongres tersebut menunjukkan bahwa KONI tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak yang berseteru. Menurutnya, perdamaian justru diharapkan muncul setelah kedua kongres berlangsung. "Ini kesepakatan bersama," tambahnya.

Kalau pun perselisihan tersebut tidak tercapai juga setelah masing-masing pihak menggelar kongres, KONI menyarankan untuk membawa masalah tersebut ke badan arbitrase olahraga republik Indonesia (BAORI). Tono menyebut hal itu sebagai langkah konkrit karena rekonsiliasi yang digagas tidak mampu memberikan hasil.

Di sisi lain, PSSI menolak keputusan KONI tersebut. Setelah pertemuan itu, Wakil Sekjen Bidang organisasi Hadiandra dan Staff khusus Rudolf Yesayas langsung mengadakan keterangan pers. Keduanya menjelaskan bahwa keputusan KONI tidak mencerminkan solusi yang diajukan PSSI. "Tidak ada kesepakatan apa-apa dengan KONI. Soalnya lima skema yang kami ajukan tidak dibahas sama sekali untuk dijembatani," ucap Hadiandra.

Dia menilai jika keputusaan KONI lebih mengarah kepada masalah KPSI. Padahal, lanjut dia, pihaknya tidak merasa jika ada konflik di tubuh PSSI seperti yang tertulis di dalam surat keputusan.

Hadiandra menyesalkan sikap KONI yang tidak menanggapi beberapa poin yang diajukan PSSI. "Solusi kami untuk kompetisi. Bukan yang lain," pungkasnya.

Pernyataan Hadiandra itu bertolak belakang dengan apa yang terjadi di PSSI selama ini. Padahal, PSSI jelas-jelas dalam kondisi kisruh dengan lahirnya forum pengprov PSSI yang melahirkan KPSI. Itu semakin diperparah dengan banyaknya Pengprov yang akhirnya dibekukan dan penunjukan caretaker-caretaker untuk Pengprov. (aam/ruk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... City Favorit, United Sulit


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler