Konon Airlangga Sebut Perekonomian Indonesia Menyalip Korea Selatan

Rabu, 25 Agustus 2021 – 14:50 WIB
Menko Airlangga membeberkan bahwa perbaikan ekonomi Indonesia mampu menyalip Korea Selatan dan Vietnam. Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan perbaikan perekonomian Indonesia mampu menyalip sejumlah negara, seperti Vietnam sampai Korea Selatan.

Menurut Airlangga hal itu ditunjukkan dari perbaikan yang dialami Indonesia pada kuartal II 2021.

BACA JUGA: Menko Airlangga Sampaikan Kabar Baik Terkait Kasus Covid-19 di Luar Jawa-Bali

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 7,07 persen secara tahunan (yoy), tertinggi sejak era krisis subprime mortgage (penyebab krisis finansial global pada 2008), juga lebih tinggi dari negara-negara yang merilis angka pertumbuhan di kuartal II,” kata Menko Airlangga Hartarto dalam HSBC Summit dipantau di Jakarta, Rabu (25/8).

Lebih lanjut Airlangga membandingkan tumbuhnya perekonomian Indonesia dengan Korea Selatan (Korsel). Dia menyebut Korsel tumbuh 5,9 persen dan Vietnam yang tumbuh 6,6 persen di kuartal II 2021.

BACA JUGA: Menko Airlangga: Industri Kelapa Sawit Sektor Strategis Bagi Perekonomian Masyarakat

Airlangga menilai kunci utama dalam percepatan pemulihan ekonomi kuartal II 2021 adalah menekan laju penularan Covid-19.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang pada kuartal II 2021 mencapai 5,9 persen (yoy),” ujar dia.

BACA JUGA: Ada Kata Waspada dari Airlangga Hartarto, Semua Dikerahkan untuk Kejar Target

Selain itu Airlangga menyebutkan permintaan domestik juga terus meningkat karena kegiatan industri berangsur pulih dengan peningkatan kapasitas produksi.

Hal itu membuat investasi di kuartal II 2021 tumbuh 7,54 persen (yoy).

Berdasarkan faktor eksternal lanjut Airlangga, perbaikan permintaan global juga telah menjadi stimulus untuk mempercepat pemulihan ekonomi domestik.

Ekspor Indonesia tumbuh signifikan yang mendorong berlanjutnya surplus neraca perdagangan selama 15 bulan terakhir.

Permintaan global telah menjadi stimulus tambahan untuk mendorong ekspor tumbuh 31,78 persen (yoy) dan impor 31,22 persen (yoy) di kuartal II 2021.

Sementara indikator lainnya untuk ketahanan eksternal, yakni cadangan devisa juga terjaga dengan angka USD 137 miliar.

Ke depannya, kata Menko Airlangga, pemerintah tetap mengutamakan kebijakan pengendalian Covid-19 sebagai prasyarat pemulihan ekonomi.

Oleh karena itu, pemerintah juga telah menambah anggaran penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) menjadi Rp 744,7 triliun pada 2021.

Kementerian Keuangan juga memprioritaskan anggaran kesehatan dan perlindungan sosial pada 2021 dan 2022.

Airlangga menambahkan pada 2022 pemerintah berkomitmen untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5-5,5 persen (yoy).

Beberapa strategi pemerintah ke depan, antara lain, adalah menerapkan Undang-Undang Cipta Kerja, yang salah satunya adalah dengan meluncurkan sistem pengurusan perizinan berbasis risiko (OSS).

"Pemerintah juga sudah mendirikan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) untuk meningkatkan dan mengoptimalkan investasi yang dikelola dalam jangka panjang sehingga dapat mendukung pembiayaan pembangunan," tegas Airlangga Hartarto. (antara/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler