Konon Beginilah Cara BPN Prabowo Himpun Data untuk Klaim Kemenangan

Sabtu, 11 Mei 2019 – 22:47 WIB
Sandiaga Uno saat mendampingi Prabowo Subianto saat deklarasi kemenangan dalam Pilpres 2019 di Kertanegara. Foto: Dery Ridwansah/JawaPos.com

jpnn.com, JAKARTA - Klaim Prabowo Subianto memenangi Pilpres 2019 dengan raihan suara 62 persen terus jadi pertanyaan. Banyak pihak mempertanyakan asal-usul angka 62 persen itu.

Berbagai lembaga survei yang menggelar hitung cepat atau quick count menempatkan duet Joko Widodo - KH Maruf memenangi Pilpres 2019 dengan tingkat perolehan suara di kisaran 55 persen. Lantas, dari mana Prabowo mendasari kalim kemenangannya.

BACA JUGA: Analisis Tridianto soal Renggangnya Hubungan Demokrat dengan Koalisi Prabowo

Anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga S Uno (BPN Prabow - Sandi) Vasco Ruseimy beberapa waktu lalu menggunggah video ke kanal YouTube.

Selang beberapa hari, akhirnya rujukan angka 62 persen diketahui juga. Hal ini terungkap lewat Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Vasco Ruseimy dalam akun YouTube Macan Idealis. Dalam video bertitel GEGER!! Prabowo Menang, BPN 02 Blak-Blakan Buka Data Kemenangan itu Vasco tampa berbicara dengan Prof Laode Masihu Kamaluddin yang juga anggota BPN Prabowo - Sandi.

BACA JUGA: Penjelasan Terbaru BPN Seputar Wacana People Power

Baca juga: Update Real Count KPU: Mendekati 80 Persen, Prabowo - Sandi Masih Tertinggal Jauh

Kamaluddin dalam video itu menyatakan, Prabowo merujuk data yang valid untuk mendasari klaim kemenangannya. “Saya kira apa yang diucapkan oleh Prabowo Sandi itu disuplai dengan data valid,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Real Count KPU: Mendekati 80 Persen, Prabowo - Sandi Masih Tertinggal Jauh

Kamaluddin menjelaskan, angka 62 persen yang menjadi klaim kemenangan Prabowo diperoleh dari data kiriman para relawan, satgas dan emak-emak pendukung mantan Danjen Kopassus tersebut. Menurutnya, asal datanya dari angka-angka hasil rekapitulasi di tempat pemungutan suara (TPS) yang dikirimkan via layanan pesan singkat alias SMS.

“Misalnya 62 persen dari mana‎. Itu buat kami sudah dari jauh hari kami pakai sistem SMS saja. Jadi setiap yang telah mencoblos itu kemudian keluar C1-nya langsung saja dikirim. Ini sistem yang cepat sekali,” katanya.

Oleh sebab itu Kamaluddin menegaskan, pihaknya sudah memiliki data yang cukup lengkap tentang hasil Pilpres 2019. Menurutnya, meski jumlah TPS sekitar 800 ribu, tetapi data yang masuk mencapai sejuta lebih.

“Mereka begitu antusias, jadi yang terkumpul itu 1.250.000,” katanya. Baca juga: KPU Pasti Hentikan Situng Pemilu, Asalkan...

Kamaluddin menjelaskan, Prabowo saat bertemu dengan media asing juga membuka data itu. “Mereka (media asing, red) kaget, (data) cukup lengkap,” katanya.

Terpisah, dosen ilmu statistik di Universitas Gadjah Mada (UGM) Sri Haryatmi Kartiko mengatakan, ‎metode pengumpulan data bisa beragam, termasuk melalui SMS. Yang penting, katanya, SMS itu memuat angka dari data yang valid.

“Bisa saja kalau memang isinya itu yang sesungguhnya, karena metodenya juga bisa macam-macam. Bisa juga menggunakan SMS asalkan itu valid,” kata Sri.

Sementara Guru Besar Statistik‎ Institut Pertanian Bogor (IPB) Asep Saefudin mengatakan, yang saat ini jadi pertanyaan adalah metode yang digunakan BPN Prabowo - Sandi untuk mengumpulkan sampling. “Karena bila sampling harus ada metodologinya,” katanya.(jpc/jpg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Bayangan Kabinet Jokowi jika 01 yang Menang Pilpres


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler