jpnn.com, JAKARTA - Pro dan kontra kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite terus bergulir.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan rencana pemerintah untuk menaikkan BBM didasarkan atas harga keekonomian.
BACA JUGA: SiCepat Ekspres Berinovasi di Tengah Isu Kenaikan Harga BBM
Harga jual Pertalite di bawah harga keekonomian, di sisi lain, jika dilakukan penambahan subsidi justru akan membuat beban anggaran meningkat.
“Kalau harga tidak naik sesuai keekonomian, maka pemerintah tetap harus menambah subsidi. Sedangkan penambahan subsidi, terbentur kapasitas fiskal yang terbatas. Semakin besar subsidi, beban anggaran juga meningkat,” katanya.
BACA JUGA: PKS Minta Pemerintah Setop Pembangunan IKN dan KCJB Ketimbang Menaikkan BBM
Menurut Fabby, jika pemerintah tidak meningkatkan harganya, maka akan membuat konsumsi BBM menjadi tidak rasional.
“Subsidi harga BBM juga mendorong konsumsi BBM pengguna jadi tidak rasional. Ini akan mendorong kenaikan konsumsi BBM,” tegasnya.
BACA JUGA: Sinyal Kenaikan BBM Makin Kuat, Bisa Terjadi Minggu Ini?
Untuk itu, Fabby mendukung kenaikan harga Pertalite, apalagi saat ini praktik subsidi pada Pertalite justru banyak yang salah sasaran.
"Banyak masyarakat mampu yang memiliki mobil justru turut menikmati Pertalite yang notabene BBM subsidi," bebernya.
Namun, dia mengingatkan agar pemerintah juga berhati-hati dalam mengambil kebijakan karena kenaikan BBM subsidi, tentu berdampak terhadap inflasi dan daya beli masyarakat.
“Jadi, bagi pemerintah, ini buah simalakama. Sama-sama pilihan yang sulit. Makanya, saya mendukung kenaikan harga BBM dengan catatan pemerintah menyiapkan jaring pengaman sosial,” jelas Fabby dalam keterangannya.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga harus melarang penggunaan Pertalite oleh mobil pribadi, sehingga hanya motor yang bisa menggunakan BBM subsidi tersebut.
“Cara ini membuat kuota subsidi bisa tetap terjaga,” tegas Fabby. (antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul