Konon Inilah Penyebab Pengangguran di Palembang

Jumat, 01 November 2024 – 18:18 WIB
Kepala Bappeda dan Litbang Harrey Hadi saat menyampaikan kata sambutan di acara FGD Evaluasi Penurunan Angka Pengangguran di Hotel Arista Palembang, Jumat (1/11/2024). Foto: Diskominfo Palembang.

jpnn.com, PALEMBANG - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Palembang pada Februari 2024 sebesar 3,97 persen.

Angka tersebut mengalami penurunan sebesar 0,56 persen dibandingkan tahun 2023 lalu.

BACA JUGA: Tekan Stunting, Pemkot Palembang Luncurkan Dapur Sehat

Kepala Bappeda dan Litbang Harrey Hadi menyatakan bahwa ada sejumlah persoalan penyebab pengangguran terbuka atau TPT.

"Seperti kemampuan atau skill pencari kerja yang tidak sesuai kebutuhan pasar kerja," ungkap Harrey di sela-sela focus group discussion (FGD) Evaluasi Penurunan Angka Pengangguran di Hotel Arista Palembang, Jumat (1/11/2024). 

BACA JUGA: NU Care-LAZISNU & Prudential Syariah Gelar Layanan Kesehatan Gratis untuk Santri dan Guru

Selain itu, masih kurangnya kesadaran pihak perusahaan untuk melapor ke dinas tenaga kerja perihal penempatan dan penerimaan tenaga kerja.

Serta masih rendahnya kesadaran pengusaha dalam pelaksanaan peraturan-peraturan di bidang tenaga kerja.

BACA JUGA: Eddy Santana Soroti Buruknya Sistem Pendidikan di Sumsel

"Faktor lainnya,  kurangnya kesadaran angkatan kerja (pengangguran) untuk membuat kartu pencari kerja," kata Harrey.

"Salah satu upaya untuk mengurangi pengangguran adalah menumbuhkembangkan entrepreneurship atau kewirausahaan di generasi muda. Hal ini butuh kerja sama dengan semua pihak, terutama dunia pendidikan," sambung Harrey.

Dia juga mengapresiasi Disnaker Palembang yang menggagas FGD ini.

"Rapat evaluasi ini sangat penting, di mana pihak terkait berkoordinasi untuk mengetahui hambatan dan kendala yang dihadapi dalam penurunan angka pengangguran," jelas Harrey.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Palembang Rediyan Deddy Umrien menyampaikan bahwa pengangguran terbuka di Palembang juga dipicu banyak pencari kerja yang pilih-pilih atau selektif dalam mencari kerja.

"Terutama dari lulusan universitas. Mereka juga melihat upah dari kerja yang ditawarkan. Mencari yang sesuai," sampai Rediyan.

Faktor lain terjadinya TPT, Rediyan melanjutkan, banyak tamatan SMA yg tidak punya skill. Sehingga sulit bersaing di dunia kerja.

"Solusinya perlu peningkatan keahlian melalui pelatihan-pelatihan," kata Rediyan.

Terkait hal ini, Rediyan menyebutkan pihaknya telah memberikan pelatihan kepada 700 pencari kerja untuk pembekalan keterampilan kerja.

Selain itu, Disnaker menggelar bursa kerja untuk menyerap pencari kerja.

"Tahun kemarin kita buka untuk 5.000 lowongan, tahun depan target kita meningkat, paling tidak sama," jelas Rediyan.

Dia menambahkan, jika TPT menurun, maka akan berdampak positif pada kasus stunting dan kemiskinan ekstrem yang jadi salah satu fokus pemerintah saat ini.

"Stunting dan kemiskinan ekstrem itu akibat tingginya angka pengangguran. Sebab, jika seseorang tidak bekerja, bagaimana untuk memenuhi kebutuhan dan sebagainya," ujar Rediyan.

Dia melanjutkan, adapun FGD hari ini bertujuan mendengarkan aspirasi, masukan dan solusi menurunkan tingkat pengangguran terbuka atau TPT di Palembang.

"Mudah-mudahan FGD ini kita menemukan solusi untuk menurunkan tingkat pengangguran di Palembang," tutup Rediyan. (mcr35/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Cuci Hati

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler