Konon Jokowi Unggul 5-1 saat Debat, tetapi Tak Signifikan Tarik Pemilih

Rabu, 30 Januari 2019 – 17:41 WIB
Panggung debat Pilpres 2019 edisi perdana di Bidakara Jakarta. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA membeber hasil jajak pendapat tentang efek elektoral debat calon presiden (capres) yang digelar pada 17 Januari silam. Berdasar survei LSI, debat itu tak membawa efek elektoral meski mayoritas responden yang menonton menilai duet Joko Widodo - KH Ma’ruf Amin unggul atas Prabowo Subianto - Sandiaga S Uno.

Peneliti senior LSI Adjie Alfaraby mengungkapkan, ada 1.200 responden dalam survei itu. Namun, hanya 50,6 persen yang menyaksikan debat kontestan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

BACA JUGA: Kalau Ogah Pilih Jokowi Jangan Dibolehkan Masuk Rumah

Sisanya adalah 46,7 persen responden yang tidak menonton. Adapun 2,7 persen responden tidak menjawab.

Dari responden yang menonton, kata Adjie, ada 50 persen yang mengunggulkan duet Jokowi - Ma’ruf. Adapun responden 35,4 persen responden yang menonton debat mengunggulkan Prabowo - Sandi.

BACA JUGA: Sohibul Ungkap Fakta Prabowo-Sandi Tak Angkat Elektabilitas PKS

"Jokowi-Ma'ruf menang lima dimensi, sedangkan Prabowo-Sandi menang satu dimensi. Skornya 5-1," ujar Adjie di kantor LSI Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (30/1).

BACA JUGA: Jika Honorer K2 Ingin jadi PNS, ya Dukunglah Pak Prabowo

Adjie menjelaskan, dimensi pertama adalah kemampuan pasangan calon dalam berkomunikasi atau menyampaikan pendapat dan beradu argumen. Ada 39,4 persen responden yang menyebut Jokowi unggul.

Di sisi lain, ada 33,7 persen yang mengunggulkan Prabowo. Sisanya ada 23,6 persen responden yang menyebut Jokowi ataupun Prabowo sama saja.

Dimensi kedua adalah aspek penguasaan materi. Adjie menuturkan, ada 37,7 persen responden yang menyebut Jokowi unggul.

Adapun 31,2 persen menyebut Prabowo unggul dalam penguasaan materi. Namun, ada 23,9 persen responden yang menganggap keduanya sama saja.

Dimensi ketiga adalah program kerja. Jokowi unggul telak dengan 45,2 persen, sedangkan Prabowo hanya 26,2 persen. Hanya saja, ada 19,9 persen responden yang menganggap keduanya sama.

Dimensi keempat mengenai penguasaan permasalahan sesuai tema debat. Lagi-lagi petahana menang dengan 38,0 persen, sedangkan Prabowo sebagai penantang hanya 31,6 persen.

Dimensi kelima menyangkut kekompakan pasangan calon dan saling melengkapi. Untuk aspek ini mayoritas responden atau 46 persen menganggap Prabowo - Sandi lebih unggul atas Jokowi - Ma’ruf (30,1 persen).

Dimensi keenam adalah kepemimpinan yang kuat. Jokowi kembali menang dengan 39,4 persen, sedangkan Prabowo di angka 34,9 persen.

Meski demikian, LSI menyimpulkan debat capres tak signifikan mengubah pilihan responden. "Dari 50,6 persen penonton debat, hanya 5,8 persen yang akan mengubah pilihan atau hanya 2,9 persen secara populasi (dari total responden, red)," ujar Adjie.

Artinya, kata Adji, kedua pasangan tidak terlalu diuntungkan dari debat perdana. "Debat capres-cawapres tidak memberikan efek elektoral signifikan, hanya 2,9 persen yang akan mengubah pilihan," tegasnya.(jpc/jpg) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Honorer K2 Terbelah, Masih Ada yang Berharap pada Jokowi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler