Konon Konflik Israel-Palestina Bisa Makin Buruk, Korban Meninggal Bakal Banyak

Sabtu, 15 Mei 2021 – 11:54 WIB
Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sukamta menilai ketegangan antara Israel dengan Palestina bisa makin memburuk. Foto: ANTARA/Xinhua-Mamoun Wazwaz

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sukamta menilai ketegangan antara Israel dengan Palestina bisa makin memburuk. 

Tidak tertutup kemungkinan terjadi perang terbuka dan korban meninggal dunia lebih banyak dibandingkan agresi militer Israel ke wilayah Jalur Gaza, Palestina pada 2014, yang menewaskan 2.251 warga.

BACA JUGA: Ketua DPD RI Berduka untuk Korban Banjir Bandang Tanah Bumbu

"Jika ini terjadi, bisa dipastikan makin banyak jatuh korban dari kalangan warga sipil," kata Sukamta dalam keterangan persnya, Sabtu (15/5).

Wakil Ketua Fraksi PKS itu mencatat konflik dua negara menyebabkan 113 warga meninggal dunia. 

BACA JUGA: DPR RI: Pemda Harus Mewaspadai Klaster Baru Objek Wisata

Mayoritas korban kebanyakan dari Palestina setelah Israel melayangkan seragam udara ke negara yang dipimpin Mahmoud Abbas tersebut.

Sukamta pun berharap pemerintah Indonesia bisa mendorong Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) atau Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) guna menerjunkan pasukan perdamaian mencegah konflik meluas. 

Menurutnya penempatan pasukan perdamaian di beberapa negara yang alami konflik selama ini terbukti berhasil menurunkan eskalasi konflik.

"Saya harap setiap usaha guna mencegah meluasnya kekerasan dan konflik harus tetap diupayakan dengan sekuat tenaga," ujar pria Yogyakarta itu.

Di sisi lain, kata Sukamta, Indonesia juga perlu menyiapkan pasukan perdamaian ke wilayah konflik Israel-Palestina mengantisipasi keputusan PBB.

"Saya kira jika ada penugasan ke wilayah Palestina, tentu akan disambut dengan antusias oleh TNI, karena pemerintah Indonesia selama ini berkomitmen kuat untuk mendukung kemerdekaan Palestina dan solusi dua negara sebagai langkah perdamaian di sana," beber dia. (ast/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler