jpnn.com, JAKARTA - Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai keberanian Letnan Jenderal (Letjen) TNI Dudung Abdurachman menurunkan baliho Habib Rizieq Shihab, menjadi satu di antara faktor alumnus Akademi Militer 1988 mendapatkan promosi jabatan.
Faktor lainnya, kata Fahmi, Dudung juga berani mengucapkan narasi pembubaran Front Pembela Islam (FPI), sehingga mendapatkan promosi jabatan.
BACA JUGA: Mayjen Dudung Ditunjuk Panglima TNI jadi Pangkostrad
Dudung diketahui mendapatkan promosi jabatan menjadi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) dari posisi sebelumnya Pangdam Jaya.
"Tampaknya sulit untuk menepis anggapan publik bahwa promosi ini masih bertaut dengan popularitas Dudung setelah aksinya menurunkan spanduk dan baliho HRS dan lontarannya soal pembubaran FPI," kata Fahmi saat dihubungi, Jumat (28/5).
BACA JUGA: Mayjen Dudung dan Irjen Fadil Kunjungi RSD Wisma Atlet, Antisipasi Lonjakan Covid-19
Namun, kata dia, masih terlalu awal menyebut Dudung bakal menjadi pemimpin TNI pada masa mendatang menyusul promosi jabatan menjadi Pangkostrad.
"Masih terlalu dini jika kemudian ada yang memprediksi bahwa promosi ini sekaligus akan menjadi jalan bagi Dudung untuk memimpin TNI AD di masa depan," ujar dia.
BACA JUGA: PGRI DKI Jakarta Sampaikan Mosi kepada Pak Dudung, Ada Soal Palestina
Fahmi beralasan, masih ada sosok lain yang lebih pantas menjadi Panglima TNI. Terlebih lagi masih ada rencana penyegaran pejabat di lingkup TNI yang setara dengan Pangkostrad.
"Mereka tentu akan punya peluang yang sama untuk memimpin TNI AD di masa depan," kata dia. (ast/jpnn)
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan