PGRI DKI Jakarta Sampaikan Mosi kepada Pak Dudung, Ada Soal Palestina

Rabu, 26 Mei 2021 – 14:03 WIB
Pengurus PGRI DKI Jakarta membacakan mosi. Foto PGRI DKI Jakarta

jpnn.com, JAKARTA - Pengurus PGRI DKI Jakarta menyampaikan mosi kepada Dudung Nurullah Koswara. Mosi itu menyusul pernyataan Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) tersebut soal Palestina yang berpotensi menimbulkan kegaduhan.

"Pak Dudung di media menyebutkan sekolah didirikan bukan untuk membela Palestina, sekolah didirikan untuk membela semua anak dari kebodohan, kenakalan dan masa depan yang suram," kata Ketua PGRI DKI Jakarta Adi Dasmin dalam pernyataan resminya yang disampaikan kepada JPNN.com, Selasa (25/5).

BACA JUGA: Ketua PGRI: Sekolah Didirikan Bukan untuk Membela Palestina

PGRI DKI Jakarta, lanjutnya, melihat dalam pernyataan Dudung, ada penggunaan diksi yang tidak tepat dan bertentangan dengan suasana kebatinan masyarakat Indonesia yang bersimpati atas derita rakyat Palestina.

Pada kesempatan sama Adi Dasmin didampingi Ketua Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis (APKS) DKI Jakarta Sumardiansyah Perdana Kusuma ikut membacakan mosi kepada PB PGRI tentang perlunya koordinasi agar tidak berjalan sendiri-sendiri.

BACA JUGA: Hardiknas 2021: Ketum PGRI Sentil Kesejahteraan Guru dan Kegaduhan Pendidikan

Menurutnya, sampai sikap atau pandangan pribadi seolah-olah mengatasnamakan PGRI secara kelembagaan, dan lebih hati-hati dalam mengemukakan pendapat terutama ketika menggunakan seragam PGRI.

Mosi juga meminta kepada Dudung Nurullah Koswara agar meminta maaf dan mengklarifikasi secara terbuka, serta menarik pandangannya dari berbagai media yang memuatnya.

BACA JUGA: Ketua PGRI Desak Pemprov Jabar Beri Perhatian untuk Anak Guru Honorer yang Yatim

"Kami mendesak PB PGRI agar mengambil tindakan tegas kepada Dudung Nurullah Koswara," tegas Adi Dasmin.

Secara terpisah Dudung menegaskan, pernyataan di media merupakan pemikiran pribadinya sebagai praktisi pendidikan. Walaupun posisinya sebagai ketua PB PGRI, pernyataan soal Palestina, kata Dudung bukan mengatasnamakan organisasi (PGRI). 

Dia mengakui, tulisannya bisa beragam tafsir. Ada pro kontra sehingga sebaiknya dibaca dengan tuntas.

"Substansinya adalah memaafkan anak didik. Sebaiknya kita membaca tuntas bukan hanya judul seksi dari media," pintanya.

Namun, lanjut Dudung, apa pun karya tulisnya adalah hasil kebodohannya yang masih semangat menulis sejak 2009. (esy/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler