Konon Peta Media Massa Indonesia Berubah Signifikan

Jumat, 11 Februari 2022 – 21:42 WIB
Imogen Communication Institute (ICI) membeberkan peta media massa di Indonesia mengalami beberapa perubahan cukup signifikan. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Imogen Communication Institute (ICI) membeberkan peta media massa di Indonesia mengalami beberapa perubahan cukup signifikan.

Hal itu dipotret oleh ICI dalam laporan kajian Indonesian Media Landscape 2022 yang diluncurkan bertepatan dengan Hari Pers Nasional 9 Februari 2022.

BACA JUGA: Kementan Dapat Penilaian Pemberitaan Positif dari Media Online

Managing Director Imogen Public Relations Jojo S. Nugroho mengatakan media masa terombang-ambing karena pandemi Covid-19.

"Beberapa media setelah dihajar pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir dan akhirnya tutup," ujar Jojo dalam keterangan yang diterima, Jumat (11/2)

BACA JUGA: Kiat dari Bos JPNN Group untuk Media Massa agar Bertahan Selama Pandemi

Padahal, lanjut Jojo, pers merupakan pilar keempat dalam demokrasi yang memiliki peran penting sebagai kanal informasi, terutama dalam era digital.

Namun, disrupsi teknologi dan pandemi menjadi badai besar bagi kelangsungan media massa.

BACA JUGA: Surveyor Indonesia Berikan Penghargaan Pada Sejumlah Media Massa

"Setelah badai mereda, kondisi ini harus kita petakan kembali,” kata Jojo.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI) itu mengatakan dengan cepatnya pergerakan zaman dan teknologi, industri media bersifat sangat dinamis mengikuti perubahan, meski banyak juga yang kandas dihantam krisis.

Public Affairs Director Imogen yang juga kepala tim riset peta media massa Wahyuningrat menambahkan secara terperinci pemetaan ini didasari oleh kondisi saat ini.

Berdasarkan keberadaan, sirkulasi, jumlah pembaca, kepemilikan, per sektor dan per wilayah.

Menurutnya, terdapat indexing koran nasional, majalah, dan tabloid nasional, televisi berita nasional, media online nasional, grup media, media per sektor, media lokal per provinsi, media berbahasa Inggris dan Mandarin.

“Pemetaannya dibuat secara sistematis agar khalayak yang membutuhkan dapat lebih mudah memahami kondisi media saat ini, dan memudahkan mereka dalam pemilihan media dengan kebutuhan perusahaan,” tambahnya.

Kendati demikian, informasi yang terdapat dalam laporan kajian ini ditujukan hanya sebagai sumber informasi.

"Bukan untuk digunakan sebagai keperluan investasi," ucapnya.

Wahyuningrat menegaskan informasi, analisis, dan kesimpulan dalam laporan kajian ini juga tidak dapat digunakan sebagai perkiraan ataupun jaminan bagi hasil di masa depan.

“Bagaimanapun kami yakin laporan ini bisa menjadi referensi dalam mengetahui pemetaan media massa di Indonesia saat ini, bagi kalangan praktisi PR, praktisi komunikasi, pelaku industri dan khalayak umum pemerhati media,” tegas Wahyuningrat.(mcr10/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler