jpnn.com, LONDON - Media Inggris Daily Mail mengabarkan kemungkinan Presiden Rusia Vladimir Putin lengser dari kursi kekuasaan pada tahun ini.
Sumber Daily Mail yang dekat dengan Putin menyebut pemimpin Negeri Beruang Merah itu memilih abdikasi ketimbang dikudeta dan terbunuh.
BACA JUGA: Wagner Group, Tentara Sewaan Putin yang Tak Pandang Bulu & Bertempur bagi 1 Klien
“Presiden (Putin) akan mencalonkan pilihannya pada tahun ini daripada mempertaruhkan kejatuhannya,” ujar sumber tersebut kepada Daily Mail belum lama ini.
Mantan sekutu Putin tersebut juga menyebut sosok yang berkuasa di Rusia sejak 2000 itu akan menikmati masa pensiun di istananya di dekat Laut Hitam.
BACA JUGA: Putin Awali 2023 dengan Marah-Marah, Menperin Dipermalukan di Depan Seluruh Anggota Kabinet
Popularitas Putin merosot setelah memerintahkan militer Rusia menyerbu Ukraina pada 24 Februari 2022 yang akhirnya menjadi perang panjang.
Tokoh kelahiran 7 October 1952 itu tidak mau masa tuanya berakhir seperti Muammar Gaddafi maupun tiran lain yang menjemput ajal karena dikudeta.
BACA JUGA: Melihat Pilot Jelita Rusia Berjuluk Malaikat Kematian Vladimir Putin
Menurut sumber tersebut, Putin akan menunjuk loyalisnya sebagai pengganti, menegosiasikan upaya mengakhiri perang di Ukraina, dan menjauh dari pemilu yang akan digelar pada 2024.
Saat ini ada tiga loyalis Putin yang disebut-sebut berpotensi menjadi suksesornya. Ketiga figur itu ialah Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishusti ataupun deputi kepala stafnya, Dimitry Kuzak, dan Wali Kota Moskow Sergey Sobyanin.
Putin juga dikabarkan sedang frustrasi dengan kemunculan Yevgeny Prigozhin yang dikenal sebagai bos kelompok tentara bayaran Wagner.
Sejak Rusia memulai perang di Ukraina, Prigozhin telah memegang lebih banyak kekuatan dan sumber daya di Rusia, sehingga hal itu membuat Putin ketar-ketir.
“Seluruh aparat Putin menatap Prigozhin dengan letih dan takut dia akan memburu mereka,” tutur sumber itu.
Sumber itu menambahkan mungkin Putin tidak akan memenangi pemilu mendatang.
Namun, mantan mata-mata Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB) di era Uni Soviet itu bisa saja memalsukan hasil pemilu.
Meski demikian, hal itu akan terlalu berisiko bagi sistem yang berlaku di Rusia. Oleh karena itu, menunjuk pengganti yang loyal merupakan pilihan masuk akal bagi Putin.
“Dia bisa memilih seorang yang dipercaya sebagai presiden jika mereka mampu memenangi pemilihan,” tutur sumber itu.(Daily Mail/JPost/JPNN.com)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cara Keji Tentara Rusia Siksa Lawan, Metode Gajah dan Sangkar Dalam Tong
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi