Konon Rupiah Kian Terjepit Jika Elektabilitas Jokowi Melejit

Selasa, 09 Oktober 2018 – 13:01 WIB
Arief Poyuono. Foto: dok JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menyatakan, makin tinggi elektabilitas Joko Widodo - Ma'ruf Amin berdasar hasil survei akan berdampak negatif bagi nilai tukar rupiah. Menurutnya, hasil survei yang mengunggulkan duet berjuluk Jokowi - Ma’ruf itu tak mencerminkan keinginan pasar karena kurs rupiah terus melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (USD).

Arief mengatakan, di negara-negara penganut sistem demokrasi, kinerja ekonomi pemerintah petahana menjadi ukuran. Oleh karena itu kinerja ekonomi memiliki hubungan erat dengan elektabilitas petahana di pemilihan presiden (pilpres).

BACA JUGA: Tips Ical agar Suasana Pilpres 2019 tak seperti Perang

Arief justru mencurigai sejumlah lembaga survei yang mengunggulkan Jokowi dengan elektabilitas tinggi. “Belajar dari lima lembaga survei  yang menyatakan elektabilitas Joko Widodo-Ma'ruf Amin selalu leading patut dicurigai," kata Arief, Selasa (9/10) dalam keterangannya.

Anak buah Prabowo Subianto di Gerindra itu lantas membeber sejumlah bukti untuk memperkuat asumsinya. Pertama, kelima lembaga survei opini tersebut pada Mei 2018 diundang ke Istana Negara.

BACA JUGA: Bupati Sukamta Dukung Jokowi – Ma’ruf, Ini Respons PKS

"Artinya, ada pesan-pesan khusus alias pesanan survei, serta tidak independen," katanya.

Arief menambahkan, Gallup yang dikenal sebagai kampiun lembaga survei di AS tidak pernah mau diundang presiden petahana. "Beda sama lembaga survei di Indonesia ya," kritiknya.

BACA JUGA: Optimistis NTB Lumbung Suara Jokowi – Ma’ruf

Kedua, lanjut Arief, hasil survei mereka tidak simetris dengan trust dari pelaku pasar internasional dan lokal terhadap kinerja ekonomi Presiden Joko Widodo.  Menurut Arief, hal ini gampang sekali untuk dibuktikan.

Misalnya, para pemegang obligasi atau surat utang Indonesia mulai melepas besar-besaran. Akibatnya terjadi capital flight besar-besaran serta ketidakpercayaan para eksportir dan perusahaan penghasil devisa untuk menahan USD di dalam negeri. 

"Nah semua ini yang akhirnya membuat dolar tembus hingga Rp 15 ribu lebih dan menuju Rp 16 ribu," jelas Arief.

Menurut Arief lagi, berbagai jajak pendapat di media online menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf ada di bawah Prabowo Subianto - Sandiaga S Uno. "Jadi, kesimpulannya hasil survei yang dilakukan lembaga yang katanya kredibel dipastikan hoaks dan jadi-jadian ya,"  kata Arief.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamat: Pilpres Sudah Berakhir, Kemenangan Ada di..


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler