Konon yang Pertama di Dunia, Bocah 15 Tahun Meninggal Karena Virus Corona

Jumat, 17 April 2020 – 19:11 WIB
ILUSTRASI. Petugas medis membawa jenazah yang meninggal karena corona. Foto : REUTERS/Andrew Kelly

jpnn.com - Pandemi Corona (Covid-19) telah merenggut nyawa lima warga Suku Yanomami, sebuah suku pribumi yang hidup terpencil di pedalaman Hutan Amazon Brasil.

Salah satu korban meninggal dunia pertama akibat Covid-19 dari suku Yanomami ialah remaja laki-laki berusia 15 tahun.

BACA JUGA: 1 PDP Corona Meninggal, Jenis Kelamin Laki-laki, Masih Muda

Pemuda itu meninggal dunia pada Kamis (9/4) setelah dirawat di rumah sakit di kota Boa Vista, Ibu kota negara bagian Brasil.

Sebelumnya, saat menunjukkan gejala awal infeksi, remaja itu sempat mencoba berobat ke rumah sakit. Namun tidak mendapatkan perawatan.

BACA JUGA: Indonesia Sudah Melewati Fase Awal Gelombang Wabah Corona

Tidak diketahui bagaimana remaja tertulari penyakit tersebut. Namun, kemungkinkan remaja itu tertulari karena ada sekitar 10.000 komunitas penambang emas ilegal di dekat Sungai Uraricoera di Brasil Utara, mendirikan sebuah tenda.

Remaja itu sebelumnya juga pernah mengalami sejumlah masalah kesehatan. Laporan Kementerian Kesehatan Penduduk Pribumi Brasil mengatakan, remaja itu pernah mengalami malnutrisi, anemi dan malaria.

BACA JUGA: Gelombang Ketiga Penyebaran Corona Akan Makin Masif, Korban Bakal Lebih Banyak

Namun, belum diketahui apakah masalah kesehatan itu mempeparah infeksi Covid-19 yang dialaminya.

Sejumlah orang pun mempunyai riwayat kontak dengan remaja itu, termasuk kedua orang tuanya, lima petugas kesehatan pribumi, seorang pilot pesawat dan 70 komunitas suku yang kini menjalani karatina.

Petugas medis masih memantau apakah mereka menunjukkan gajala-gejala infeksi Covid-19.

Menurut Menteri Kesehatan Brasil, Luiz Henrique Mandetta, kasus penularan Covid-19 di komunitas asli Amazon sangat mengkhawatirkan.

Ia bersama pemerintah Brasil akan terus meningkatkan tiga kali lipat untuk melindungi suku Amazon.

"Kasus Covid-19 yang dialami bocah itu sangat mengkhawatirkan kami. Kami harus tiga kali lipat kewasapaan untuk melindungi suku asli pendalaman di Amazon terutama yang melakukan kontak fisik," ujarnya seperti dilansir Livescience, Jumat (17/4).

Sekadar informasi, Brasil memiliki sekitar 850.000 penduduk asli Amazon. Orang-orang ini rentan terhadap penyakit luar, dan gaya hidup mereka di desa-desa suku membuat jarak sosial menjadi sulit untuk dilakukan. (mg9/jpnn)


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler