jpnn.com, TEGAL - Masyarakat Jawa Tengah kini mulai menerapkan konsep Jogo Tonggo yang dicetuskan Gubernur Ganjar Pranowo. Kegiatan ini mulai dijalankan di tingkat Rukun Warga (RW).
Konsep itu dibuat sebagai upaya untuk saling membantu masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
BACA JUGA: Ganjar: Kejar Sampai Dapat Warga yang Ikut Ijtimak Ulama Gowa!
Di Kota Tegal, salah satu RW yang berada di Perumahan SUPM RT 6/3 Kelurahan Tegalsari Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal telah menerapkan konsep itu.
Sambil bergotong royong, warga yang ada di kompleks tersebut membuat apotek hidup dan warung hidup di lahan kosong perumahan mereka.
BACA JUGA: 13 Tenaga Medis Positif Covid-19 di Kudus, Pak Ganjar Minta Segera Tracing dan Tracking
Lahan itu ditanami aneka sayuran, empon-empon dan bumbu masak lainnya. Selain itu, ada pula ember-ember berjajar berisi ikan lele dengan bagian atas ditanami kangkung dan sawi.
"Jadi kami menggunakan tempat ini sebagai tempat menanam kebutuhan sehari-hari. Kalau ada masyarakat yang membutuhkan, diambilkan dari sini," kata Ketua RW, Edi Warsito.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Guru Harus Tahu Strategi Baru Mas Nadiem, Fakta terbaru Kim Jong un
Selain apotek dan warung hidup, di lokasi itu juga telah dibuat lumbung pangan. Lumbung tersebut digunakan untuk menampung bantuan dari luar atau bantuan dari jimpitan masyarakat.
Karena masyarakatnya mayoritas mampu, beberapa bantuan juga diserahkan kepada pihak luar. Para guru ngaji dan masyarakat yang terdampak di luar RW juga mendapat perhatian.
"Lumbung pangan kami gunakan untuk menampung bantuan baik dari luar atau dari internal warga. Alhamdulillah jimpitan warga mampu masih berjalan dan kami gunakan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan," tambah pengurus lumbung panan, Witoyo.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang mendengar kabar itu langsung tertarik untuk meninjaunya.
Ganjar menyempatkan waktu menengok aktivitas warga di lokasi itu pada Kamis pagi tadi.
"Saya senang, meskipun di perkotaan aktivitas masyarakat untuk gotong royong antar masyarakat masih berjalan. Ada apotek hidupnya, ada warung hidupnya yang berisi aneka sayuran, lele dan macem-macem yang bisa untuk dikonsumsi sendiri," katanya.
Menurut Ganjar, apotek dan warung hidup menjadi salah satu cara bertahan di tengah pandemi. Apalagi, di lokasi itu ada lumbung pangan dan mengaktifkan jimpitan masyarakat.
"Ini sebenarnya bagian dari kita mencukupi kebuduhan bagi mereka yang kekurangan atau perlu makan. Ini spirit gotong royong, sehingga tidak hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah," tegasnya.
Ganjar meminta daerah lain mencontoh kegiatan yang dilakukan di lokasi itu. Dia juga menitipkan kepada masyarakat untuk memerhatikan ibu hamil dan menyusui.
"Tolong saya titip ibu hamil dan menyusui diperhatikan. Jangan sampai mereka gizinya kurang sehingga generasi kita nantinya bisa stunting," pungkasnya. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia