jpnn.com - SEOUL – Konser musik di Pangyo Techno Valley, Seongnam, Provinsi Gyeonggi, Korea Selatan (Korsel), Jumat kemarin (17/10) berakhir tragis. Sebanyak 16 orang dilaporkan meninggal dan sebelas orang terluka.
Korban luka dilarikan ke empat rumah sakit terdekat. Mereka yang tewas jatuh dari ketinggian 20 meter ketika penutup lubang ventilasi yang mereka pijak ambrol.
BACA JUGA: Di-PHP PSK, Wadul Polisi
’’Sebanyak 12 orang tewas di lokasi kejadian, sedangkan dua lainnya meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Dua orang sisanya tidak tertolong saat ditangani tim medis,’’ ujar polisi Seongnam.
Hingga pukul 20.30 tadi malam, baru dua korban yang dapat diidentifikasi. Kemungkinan besar korban tewas bertambah. Sebab, mayoritas korban luka saat ini kritis.
BACA JUGA: Bentrok Sebulan, 600 Nyawa Melayang
Kejadian itu bermula saat pemerintah Provinsi Gyeonggi menggelar konser musik pop outdoor untuk warga. Banyak artis yang diundang. Salah satunya adalah girl band 4Minute yang cukup terkenal di Asia. Penonton yang antusias memenuhi area konser. Mayoritas adalah pelajar putri. Setidaknya, ada 700 orang yang hadir di acara tersebut.
Beberapa penonton yang pandangannya merasa terhalangi akhirnya memilih naik ke ventilasi. Posisi lubang udara itu lebih tinggi daripada penonton di area konser, yaitu sekitar sebahu orang dewasa.
BACA JUGA: Menteri Perempuan Habiskan Miliaran untuk Belanja Kosmetik
Pukul 17.53 waktu setempat, penutup ventilasi tersebut ambruk. Penonton di atasnya terjatuh ke area parkir di basement. Belum diketahui alasan pasti ambruknya fasilitas itu. Kepolisian masih menyelidiki penyebab pastinya. Peristiwa tersebut bisa terjadi karena penonton histeris dan melompat-lompat sehingga memberikan tekanan pada tempat tersebut atau terlalu banyak yang naik sehingga penutup itu ambrol.
Dalam video amatir yang ditampilkan jaringan televisi YTN, band yang sedang tampil tetap bernyanyi di tengah keributan. Saat itu yang tampil adalah 4Minute. Tampaknya, mereka tidak mengetahui apa yang terjadi. Setelah beberapa menit, konser baru dihentikan.
’’Tiba-tiba, ada teriakan yang sangat kencang. Ketika berbalik, saya melihat orang-orang (di atas ventilasi) tampak seperti tersedot ke dalam lubang,’’ ujar seorang saksi yang diwawancarai YTN. Beberapa saat kemudian, debu tebal beterbangan bersamaan dengan para korban yang terbanting ke area lantai parkir.
Mayoritas korban diperkirakan adalah pelajar. Sebelumnya, event organizer untuk konser tersebut berkali-kali memperingatkan penonton yang naik ke ventilasi untuk turun. Sayangnya, para penonton yang antusias itu tidak menggubris peringatan tersebut.
YTN melaporkan, tempat pemeriksaan ventilasi itu memiliki lebar 3–4 meter. Saat ini lokasi tersebut diamankan polisi. Belasan orang yang diperkirakan penyidik melihat lubang yang menganga bekas ambrol tersebut.
Itu merupakan kejadian ketiga terkait masalah standar keselamatan yang melibatkan siswa. Sebelumnya, kapal feri Sewol tenggelam dan menewaskan lebih dari 300 orang. Mayoritas adalah pelajar yang hendak berwisata ke Pulau Jeju. Banyaknya korban yang tewas disebabkan proses penyelamatan yang lama.
Pada Februari, atap auditorium sekolah di Kota Gyeongju ambrol dan menewaskan sepuluh siswa. Seratus orang lainnya mengalami luka-luka. Penyelidikan menunjukkan, kejadian itu disebabkan kesalahan struktur bangunan dan kurangnya manajemen kontrol dari pemilik gedung.
Berdasar analisis, banyaknya masalah yang berhubungan dengan keamanan di Korsel disebabkan sedikitnya aturan, hukuman yang ringan untuk pelaku, dan ketidakpedulian pada keselamatan secara umum. Banyak pihak juga lebih mementingkan keuntungan ekonomi daripada hal lain, termasuk keselamatan publik. (AP/AFP/Yonhap/sha/c23/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendaki yang Tewas 30 Lebih, 70 Orang Hilang
Redaktur : Tim Redaksi