Konser Musik untuk Republik Dicibir, Ezra Simanjuntak Bilang Begini

Sabtu, 05 Oktober 2019 – 18:55 WIB
Ezra Simanjuntak. Foto: dok. pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Gitaris band ZiFactor, Ezra Simanjuntak menyayangkan adanya komentar nyinyir mengenai konser ‘Musik untuk Republik’.  Padahal, kata dia, konser tersebut diselenggarakan untuk merekatkan kembali polaris masyarakat pascapemilihan presiden pada April lalu.

“Kami semua harus bicara tentang persatuan, karena adu politik telah memecah belah. Mau itu karena perbedaan ideologi, atau suka sama si A atau si B retaknya jadi semakin parah," ujar Ezra Simanjuntak pada awak media, Sabtu (5/10).

BACA JUGA: Sandy Pas Band Balas Sindiran soal Konser Musik Untuk Republik

“Sebagai anak bawah tanah, underground, gue merasa sudah resah dan enggak nyaman. Bayangin saja, band itu ada yang terpecah gara-gara pilihan 01-02,” sambung Ezra.

Ia juga menegaskan bahwa pertemuan para musisi pengisi acara dengan Presiden Joko Widodo bukan untuk meminta izin, apalagi meminta dana.

BACA JUGA: Puluhan Musisi Bakal Ramaikan Konser Musik untuk Republik

“Kami sampaikan ke beliau, bapak, kami ini sangat khawatir dengan perpecahan yang sudah terjadi. Saya ngomong sendiri sebagai musisi bawah tanah,” ujar Ezra yang juga Ketua Pelaksana konser ‘Musik untuk Republik’ itu.

“Pada intinya, musisi ingin membantu untuk meneduhkan situasi dan kondisi negara dengan cara menghibur masyarakat agar persatuan dan kesatuan tetap terjaga,” sambungnya.

BACA JUGA: Musisi Ingin Rakyat Kembali Bersatu Lewat Konser untuk Republik

Ezra menambahkan, pesan sederhana konser ‘Musik untuk Republik’ ini adalah sebagai simbol ekspresi, bukan hura-hura. Melalui musik, pesan yang ingin disampaikan adalah persatuan dan kesatuan Indonesia.

Sebelumnya, panitia lainnya, Raiden Soedjono mengatakan bahwa konser ini bertujuan untuk menyatukan kembali persatuan dan perdamaian di tengah masyarakat.

"Konser kami jelas membawa pesan persatuan dan perdamian anak bangsa, tapi mereka terus nyinyir. Sementara mereka menutup mata untuk konser-konser lain yang sifatnya hura-hura dan orientasi profit," jelas Raiden.

Bahkan, kata suami Tyas Mirasih itu, para musisi yang akan hadir nanti tidak lagi memikirkan profit, seperti Godbless. Mereka tidak terima public rate, hanya production cost. "Jadi kalau ada yang masih meragukan kami, apakah mereka-mereka ini menolak persatuan. Buat saya sih simple, jika kita bersatu, segala konflik yang ada di bangsa ini bisa selesai," tandasnya.

Diketahui, konser musik yang akan digelar di Cibubur, pada 18 sampai 20 Oktober 2019, dicibir setelah para musisi pengisi acara menemui Presiden Joko Widodo.(mg7/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler