Konser Ngambyar, Bukti Pesona Didi Kempot Tak Memudar

Selasa, 10 Mei 2022 – 20:45 WIB
Denny Caknan dan Saka Praja membawakan lagu Layang Kangen pada konser ‘Ngambyar, Doa untuk Sang Legenda’ di Bengawan Solo Park, Solo pada Sabtu lalu (8/05). Foto: Romensy Augustino/JPNN.com

jpnn.com - Ribuan penggemar Didi Kempot kembali ambyar dalam konser bertitel ‘Ngambyar, Doa untuk Sang Legenda’ di Solo pada Sabtu lalu (7/5). Konser untuk haul kedua Didi Kempot itu menjadi bukti pesonanya tetap bertahan.

Laporan Romensy Augustino, Solo

BACA JUGA: Sobat Ambyar, Film Persembahan Terakhir Didi Kempot

DIDI Kempot yang meninggal dunia pada 5 Mei 2020 tetap menjadi magnet luar biasa bagi para penggemarnya.

Lebih dari 2.000 Sobat Ambyar -julukan fan Didi Kempot- berkumpul di Bengawan Solo Park untuk bersama-sama menyanyikan tembang-tembang karya sosok berjuluk The Godfather of The Broken Heart itu.

BACA JUGA: Panggung Kahanan Khusus mengenang Sang Maestro The God Father of Broken Heart, Didi Kempot

Sejumlah penyanyi tampil di konser itu, antara lain, Denny Caknan, Ndarboy Genk, Sruti Respati, Rima Ervina, Lara Silvy, dan para artis pendukung lainnya.

Ndarboy yang datang dari Yogyakarta menghibur para Sobat Ambyar dengan lagu Balungan Kere, Ojo Nangis, Cidro, dan Mendung Tanpo Udan.

BACA JUGA: Ziarah ke Makam Didi Kempot, Gus Muhaimin Merasa Beruntung

Saat menyanyikan Cidro, Helarius Daru Indrajaya —nama aslinya- juga menampilkan Staso Prasetyo, salah satu anak Didi Kempot dari pernikahannya dengan Dian Ekawati.

"Bangga, senang, walaupun sudah dua tahun ini beliau (Didi Kempot) meninggalkan kita, tetapi karya-karyanya banyak digemari," ujar Ndarboy saat ditemui seusai konser.

Menurutnya, Didi Kempot merupakan pahlawan bagi generasi milineal, khususnya yang ingin berkecimpung di campursari.

Ndarboy mengatakan dalam konsernya selalu ada lagu karya Didi Kempot yang dinyanyikan.

“Karya Pak Didi sak lawase (selamanya, red),” ucapnya.

Penyanyi berusia 28 tahun itu menganggap pesona Didi Kempot tak luntur.

“Buktinya banyaknya Sobat Ambyar dari luar kota (menghadiri konser Ngambyar, red),” kata Ndarboy.

Adapun penampilan Denny Caknan menjadi suguhan yang paling ditunggu dalam konser itu.

Para penonton berkali-kali meneriakkan nama penyanyi asal Ngawi, Jawa Timur, itu saat jeda pergantian penampil.

Namun, Denny tampil paling akhir. Dia menyanyikan empat buah lagu, yakni Sewu Kutha, Widodari, Layang Kangen dan Los Dol.

Saat menyanyikan Layang Kangen, Denny juga mengajak putra Didi Kempot, Saka Praja, ikut tampil.

Saka merupakan putra Didi Kempot dari pernikahannya dengan Yan Vellia.

Denny sempat membuat ribuan penonton heboh karena turun dari panggung.

Selanjutnya, penyanyi yang kondang karena lagu Kertonyono Medot Janji itu menyalami para penggemarnya.

Konser dipungkasi dengan lagu Pamer Bojo.

Seluruh penyanyi dan artis pendukung bersama-sama menyanyikan salah satu hit Didi Kempot itu.

Yan Vellia pun mengaku terharu dengan antusiasme penonton yang menghadiri konser untuk mengenang mendiang suaminya itu.

Para tokoh penting di Kota Bengawan, seperti Kapolresta Surakarta Kombes Ade Safri Simanjuntak dan Dandim 0735/Surakarta Letkol Inf. Devi Kristiono, juga menyaksikan konser itu.

"Mungkin yang Mas Didi rasakan sama dengan yang sama rasakan, haru, karena di sini semua mendoakan beliau di surga sana tersenyum," tutur Yan.

Istri kedua Didi Kempot itu juga memuji sederet artis yang tampil di konser ‘Ngambyar, Doa untuk Sang Legenda’ tersebut.

"Mereka semua sudi datang untuk saya, keluarga, dan Mas Didi Kempot," kata dia.

Yan mengharapkan Bengawan Solo Park menjadi ajang ‘ngambyar’ sebulan sekali agar nama Didi Kempot yang melekat dengan Solo terus diingat.

Namun, biduanita kelahiran Semarang itu juga sedang menyiapkan konser yang lebih besar untuk mengenang mendiang suaminya.

Konser itu akan digelar pada 1.000 hari wafatnya Didi Kempot.

“Insyaallah akan mewujudkan tribute di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta," ucapnya.

Dirut Bengawan Solo Park Herman Jambojay mengatakan konser ‘Ngambyar, Doa untuk Sang Legenda’ ibarat pemanasan bagi bisnis pertunjukan yang kembali menggeliat setelah dua tahun lebih terhenti karena pandemi Covid-19.

“Jumlah pengunjungnya juga dibatasi," kata Herman.

Menurut dia, tujuan konser itu bukan untuk menghasilkan keuntungan, melainkan lebih kepada upaya merawat dan melestarikan karya Didi Kempot.

"Kami tidak bisnis banget di sini, kami berkolaborasi dengan DK Manajemen milik Didi Kempot.

Ayo dibesarkan mendak pindonya (haul kedua, red), ini benar-benar caring about (kepedulian, red),” papar dia.

Herman menjelaskan panitia hanya menyediakan 2.000 tiket untuk konser itu.

Tiket yang dibanderol dengan harga Rp 50 ribu per lembar pun ludes terjual dua hari sebelum konser digelar.

"Antusiasmenya luar biasa, mungkin memang mereka haus hiburan. Terus bintang-bintangnya juga (menarik), ya," kata Herman.

Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak memuji panitia konser maupun seluruh penonton.

Sebab, konser campursari perdana sejak pandemi itu berjalan tertib dan nyaman.

"Saya ucapkan terima kasih kepada panitia dan seluruh Sobat Ambyar, luar biasa. Malam ini sejuk, damai, semua prokes dipatuhi," ucapnya. (mcr21/jpnn)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Romensy Augustino

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler