Konsistensi Keamanan Jadi Bagian Penting Transformasi Digital di Asia Pasifik

Kamis, 14 Maret 2019 – 19:17 WIB
Ilustrasi digitalisasi. Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Perusahaan di Asia Pasifik tengah menikmati keuntungan dari penggunaan teknologi yang kian berkembang, untuk mempercepat proyek transformasi digital mereka.

Menurut laporan State of Application Services (SOAS) 2019 dari F5 Networks (NASDAQ: FFIV) mengungkap, 41 persen perusahaan di kawasan Asia Pasifik menerapkan container (teknologi yang dapat mengisolasi sebuah proses dari sistem secara keseluruhan), dan memanfaatkan metodologi pengembangan yang lincah untuk menghadirkan aplikasi lebih cerdas dan lebih cepat.

BACA JUGA: Tutup Celah Korupsi sekaligus Genjot PAD dengan Jakarta Satu

“SOAS tahun ini menunjukkan bahwa meskipun banyak perusahaan bergerak menuju transformasi digital, kemampuan untuk terus menempatkan keamanan yang konsisten menjadi inti dari layanan aplikasi," kata Senior Vice President, Asia Pacific, China, and Japan, F5 Networks Adam Judd, dalam keterangan tertulisnya.

Mempertahankan kebijakan, keamanan dan ketersediaan yang seragam ke seluruh portofolio aplikasi, menurut Adam, perusahaan-perusahaan dapat memaksimalkan nilai dari aplikasi dan terus menumbuhkan bisnis mereka.

BACA JUGA: Jurus Pemprov DKI Bangun Big Data lewat Jakarta Satu

Laporan menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik sudah melakukan transformasi digital dengan fokus pada penerapan teknologi-teknologi yang berkembang.

Judd menuturkan transformasi digital terus menjadi penentu arah strategi yang signifikan di kawasan ini, dengan 66 persen perusahaan saat ini sudah memiliki atau berencana melakukan proyek-proyek transformasi digital.

BACA JUGA: Dell: Perusahaan di Indonesia Masih Ada Belum Melek Digital

Hal ini sekaligus menekankan pentingnya big data dan berbagai kemungkinan dari big data dan analisis ancaman secara real-time. Australia – Selandia Baru dan India khususnya, mencatatkan pencapaian tertinggi dalam penerapan transformasi digital, yakni masing-masing 93 persen dan 94 persen.

Keamanan yang konsisten dan visibilitas adalah kunci di dunia multi-cloud

Tantangan utama dalam adopsi multi-cloud masih seputar upaya untuk menerapkan keamanan yang konsisten di seluruh aplikasi. Secara keseluruhan, hanya 34 persen responden Asia Pasifik yang merasa yakin dapat menghadapi serangan di sisi aplikasi.

Hal ini dapat dipahami mengingat rata-rata perusahaan menggunakan 765 aplikasi web sehingga keamanan aplikasi menjadi isu yang sangat penting. Oleh karena itu, perusahaan tersebut harus mempertimbangkan hal-hal di luar perimeter keamanan karena firewall jaringan saja tak cukup untuk memberi perlindungan yang memadai bagi aplikasi-aplikasi perusahaan.

Fakta menunjukkan, responden global sudah mengetahui bahwa mengadopsi kombinasi layanan keamanan (WAF [web application firewall], analitik perilaku, kontrol akses aplikasi) akan sangat membantu. Demikian juga, mengoptimalkan visibilitas performa aplikasi sangat penting bagi ‘kesehatan’ digital dan kesuksesan bisnis perusahaan

F5 melihat bahwa perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik memprioritaskan analitik big data (52%), artificial intelligence (42%), dan analitik ancaman secara real-time (38%) untuk tujuan tersebut. (mg9/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemilu Big Data Dalam Humor


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler