jpnn.com, SOLO - Manajer Proyek IPDMIP Basuki Setiabudi berharap adanya konsultan regional bisa membantu dalam mengelola pengetahuan (knowledge management) dengan mengumpulkan dan mendokumentasikan pengetahuan, pembelajaran, dan pengalaman yang dihasilkan dari pelaksanaan proyek, untuk kemudian menyebarluaskannya melalui berbagai kemasan dan media.
Menurut Basuki, ilmu-ilmu dan pengetahuan yang bersifat local specific yang berguna untuk disebarkan di wilayah lain yang setipe, akan sangat bermanfaat dalam penguatan pengayaan rekomendasi teknis.
BACA JUGA: Konsultan Regional IPDMIP Diharapkan Menghasilkan Banyak Terobosan
"Jadi lebih beragam, kaya dan mendorong manfaat yang lebih besar pagi petani dan penyuluh," beber dia saat acara bertajuk 'Bimbingan Teknis Pertanian Organik Bagi Petani dan Penyuluh di Lokasi IPDMIP' Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (27/11).
Basuki menambahkan penyebaran informasi tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan berbagai saluran, media sosial dan arus informasi yang lain.
BACA JUGA: Fakta-Fakta Pembunuhan Berantai 5 Orang, Brutal, Tak Ada Ampun
Hal ini diharapkan akan membuat arus informasi dan pengetahuan antar propinsi, antar kabupaten, antar BPP, sampai dengan antar penyuluh menjadi lebih produktif dan diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas di semua lini penggerak pembangunan pertanian.
"Kami harap konsultan membantu merumuskan rencana exit strategi IPDMIP di daerah-daerah. Semua kegiatan diharapkan dapat terjamin keberlanjutannya, tidak hanya sebatas masa proyek saja. Dengan demikian maka manfaat kepada petani juga akan berlanjut bahkan akan terus meningkat," kata Basuki.
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Kementan Busatnul Arifin menjelaskan kalau seorang konsultan harus memegang prinsip yang disebutnya sebagai KIS, yakni koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi.
Menurut Bustanul, koordinasi amat penting untuk membangun sinergi antara dinas, penyuluh, dan para petani.
"Tanpa koordinasi yang bagus, mutahil program bisa berjalan maksimal," kata dia saat memberikan arahan.
Aspek lainnya adalah integrasi. Integrasi yang dimaksud adalah bagaimana para konsultan tau tugas dan pokok fungsinya dan punya parameter yang jelas dalam melaksnakan program.
"Sehingga apa yang sudah dijalankan on the track, saling terhubung satu sama lain," lanjut dia.
Pun dengan sinkronisasi. Ketika program terintegrasi kemudian sinkron dengan grand design program yang tengah dijalankan, maka hal tersebut akan berjalan sebagaimana yang telah direnakan.
"Karena output akhir kita adalah produktivitas, kecukupan pangan, nilai tambah, keberlanjutan, kesejahteraan petani, ekspor," tegas Bustanul.
Ketika hasil panennya baik, lanjut Bustanul, mereka bisa berkompetisi di pasar.
"Sama halnya saat produksinya mencukupi, tentu peredaran komoditas bisa terjaga dan pasar pun senang karena distrubusi atau pasokan berlanjut (konsisten)," katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan konsultan regional IPDMIP harus mampu menghasilkan terobosan-terobosan baru di seluruh lokasi proyek, baik dalam pengembangan sistem pertanian di daerah irigasi, perbaikan atau peningkatan akses pasar, dan peningkatan akses pada layanan keuangan perdesaan.
"Sehingga tujuan proyek dapat terwujud," jelas Dedi.
Dedi menjelaskan kalau konsultan regional, baik tenaga ahli maupun koordinator kabupaten, harus mampu menyediakan bantuan dan dukungan yang efektif kepada semua unit pengelola proyek di tingkat provinsi dan kabupaten, bahkan sampai ke tingkat BPP, untuk merumuskan dan mengaplikasikan metode dan kegiatan.
Agar setiap kegiatan untuk semua komponen proyek dapat menghasilkan output yang konkret yang mendukung pencapaian tujuan proyek.
"Termasuk membantu unit pelaksana proyek di tingkat propinsi dan kabupaten dalam melakukan monitoring dan evaluasi secara regular, sehingga tindakan-tindakan korektif dan akseleratif bisa segera dilakukan bila dijumpai adanya hambatan ataupun permasalahan di lapangan dalam pelaksanaan kegiatan proyek," ujar Dedi. (jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti