jpnn.com - Pernahkah Anda menyadari bahwa nasi putih sering dijadikan ‘kambing hitam’ jika bicara kenaikan berat badan?
Tak seperti sumber karbohidrat lainnya, saat menjalani program penurunan berat badan alias diet, Anda sering disarankan untuk berhenti mengonsumsi nasi putih.
BACA JUGA: Puasa Dua Hari Seminggu Bisa Membantu Lawan Obesitas
Saat menjalani diet, Anda mungkin akan disarankan untuk menghindari nasi putih dan menggantinya dengan kentang rebus. Padahal keduanya sama-sama sumber karbohidrat, yang pada ukuran tertentu memiliki total kalori yang sama. Lalu apa yang membuat nasi putih berbeda?
Pada dasarnya, beras putih berasal dari biji beras terbaik yang menjadikannya sebagai jenis makanan yang kaya akan manfaat dan bergizi tinggi.
BACA JUGA: Manfaat Diet Keto untuk Kesehatan?
Nasi putih mengandung sedikit protein, namun sama sekali tidak mengandung lemak. Namun pada proses pengolahannya, banyak manfaat dan gizi dari beras putih yang rontok.
Proses ini meningkatkan umur simpan beras putih, namun menghilangkan banyak nutrisi, termasuk serat, vitamin, dan mineral. Hal itulah yang kemudian menyebabkan nasi putih kurang baik untuk dikonsumsi secara berlebihan.
BACA JUGA: Berat Badan Bisa Turun dengan Berenang?
Selain kentang rebus, ada pula alternatif yang sering disarankan untuk mengganti nasi putih, yaitu nasi merah. Jenis nasi ini dianggap lebih sehat karena dibandingkan nasi putih, kadar serat yang dimiliki nasi merah jauh lebih tinggi. Setelah dimasak, nasi merah memiliki kandungan serat 6 kali lebih tinggi dibanding dengan nasi putih.
Menurut dr. Fiona Amelia MPH, jenis karbohidrat yang terkandung dalam nasi putih pun berbeda. Jenis karbohidrat dalam nasi putih sebagian besar dalam bentuk pati (starch), yang tersusun dari amilose dan amilopektin. Perbedaan kadar amilose dan amilopektin ini berpengaruh terhadap tekstur dan kemudahan nasi putih untuk dicerna.
Nasi putih yang lebih tinggi kadar amilosenya, tidak akan lengket setelah dimasak. Amilose memperlambat pencernaan karbohidrat sehingga gula darah pun meningkat secara perlahan.
Senyawa tersebut juga termasuk salah satu jenis serat yang menyehatkan karena merupakan sumber makanan yang baik untuk bakteri-bakteri ‘baik’ di dalam usus yang akan memicu pengeluaran sinyal ‘kenyang’ ke otak, sehingga seseorang berhenti makan.
Sebaliknya, jenis nasi putih dengan kadar amilose yang rendah dan amilopektin yang tinggi membuatnya lengket setelah dimasak. Nasi jenis ini lebih mudah dicerna, tetapi akan membuat gula darah cepat meningkat, khususnya pada penderita diabetes.
Hal itulah yang kemudian membuat beberapa jenis nasi putih sebaiknya dihindari, karena bisa memicu lonjakan kadar gula dalam darah. Sebuah studi yang dilakukan Harvard School of Public Health menyebutkan, terlalu banyak mengonsumsi nasi putih bisa meningkatkan risiko diabetes sebesar 11 persen.
Terkait apakah nasi putih dapat membuat berat badan Anda meningkat, itu tergantung pada jenis beras yang dikonsumsi.
Jumlah nasi yang masuk ke dalam tubuh pun mengambil peran cukup besar. Namun, tingkat serat yang rendah pada nasi putihlah yang membuat banyak orang memilih untuk menghindarinya selama diet. Cara ini ampuh untuk membantu melancarkan proses metabolisme tubuh.
Jika Anda yang tengah menjalani diet masih merasa sulit meninggalkan nasi putih, cobalah untuk mengombinasikannya dengan sumber serat yang tinggi seperti buah dan sayuran.(NP/RVS/klikdokter)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini 4 Penyebab Badan Sulit Kurus Meski Sudah Olahraga
Redaktur & Reporter : Yessy