VP Komunikasi PT Pertamina Ali Mundakir mengatakan, konsumsi Premium sudah merangkak naik mulai H-13 sebelum Lebaran. "Hingga H+3 Rabu lalu (22/8), rata-rata konsumsi Premium secara nasional sudah menembus angka 85 ribu kiloliter (kl) per hari," ujarnya kepada Jawa Pos kemarin (25/8).
Menurut Ali, konsumsi tersebut berarti naik sekitar 10 persen dari rata-rata konsumsi harian Premium secara nasional yang normalnya sekitar 77 ribu kl per hari. "Lonjakan konsumsi paling tinggi terjadi pada H-3 di sepanjang jalur mudik, terutama di Pantura," katanya.
Ali menyebut, dari total konsumsi Premium nasional tersebut, sekitar 60 persennya terkonsentrasi di wilayah Jawa. Namun, untuk Jawa sendiri, pola konsumsinya berubah. Jika biasanya wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang- Bekasi (Jabodetabek) mengonsumsi hampir 20 persen dari total konsumsi nasional, maka periode Lebaran ini turun signifikan. Sebaliknya, konsumsi BBM di daerah seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur naik signifikan. "Kan banyak yang mudik membawa kendaraan ke daerah," jelasnya.
Bagaimana jika dibandingkan dengan konsumsi Premium pada Lebaran tahun lalu? Sebagai gambaran, tahun lalu, konsumsi Premium periode Lebaran mencapai 72 ribu kl, naik 16 persen dibandingkan konsumsi normal harian secara nasional yang sekitar 62 ribu kl.
Jika konsumsi Premium mengalami lonjakan, tidak sama halnya dengan BBM jenis Solar. Menurut Ali, sepanjang periode Lebaran ini, konsumsi Solar justru turun. Pada hari normal, konsumsi Solar nasional mencapai 44 ribu kl, namun pada periode Lebaran ini turun ke kisaran 37,5 ribu kl per hari. "Ini disebabkan truk-truk pengangkut barang sudah tidak boleh beroperasi selama arus mudik dan balik," terangnya.
Terkait kondisi pasokan BBM, Ali mengakui, selama arus mudik dan arus balik tahun ini, memang sempat terjadi beberapa insiden kosongnya BBM di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di jalur mudik antara Cikampek hingga Pamanukan. "Tapi, ini bukan karena stok BBM kosong," ujarnya.
Menurut Ali, kejadian tersebut dipicu oleh kendala distribusi. Dia menyebut, kondisi jalan yang macet membuat truk tanki Pertamina kesulitan mendistribusikan BBM dari depot ke SPBU. "Sebenarnya, menjelang arus mudik, stok BBM di SPBU sudah ditambah, tapi ternyata masih kurang," katanya.
Namun, lanjut Ali, kosongnya BBM di beberapa SPBU jalur mudik tersebut akhirnya bisa diatasi setelah Pertamina berkoordinasi dengan pihak Kepolisian. Caranya, rombongan truk tanki Pertamina dikawal oleh Polisi melalui jalur yang berlawanan atau contra flow. "Alhamdulillah, setelah itu pasokan bisa lancar," ucapnya.
Dari sisi stok atau cadangan BBM, Ali mengatakan saat ini dalam kondisi aman. Untuk Premium, stok berada pada standar normal, yakni cukup untuk sekitar 17 - 18 hari. "Secara umum, stok BBM jenis Premium, Solar, Pertamax, Pertamax Plus, maupun LPG, masih aman," ujarnya.
Ali menambahkan, saat ini Pertamina terus mengumpulkan data konsumsi BBM dari berbagai daerah. Rencananya, data tersebut akan direkapitulasi pada H+7 atau setelah puncak arus balik. "Nanti hari Selasa (28/8) baru kami umumkan evaluasi BBM Lebaran," katanya. (owi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jaga Pertumbuhan Tetap di Atas 6 Persen
Redaktur : Tim Redaksi