jpnn.com, JAKARTA - Telur yang biasa dikonsumsi masyarakat biasanya berasal dari peternakan ayam petelur dengan kandang baterai, battery caged.
Dalam kandang baterai, setiap ayam sengaja dipisahkan oleh sekat di kandang yang sempit.
BACA JUGA: Bahaya Menyantap Gulai Daging, Opor Ayam, Rendang, Sambal Goreng Ati Sekaligus!
Jadi, ayam hanya akan makan, minum, dan bertelur, tanpa melakukan perilaku alaminya seperti bertengger, berjalan, atau berinteraksi dengan ayam yang lain.
Menurut Head of Corporate Affairs & Sustainability Super Indo Yuvlinda Susanta, telur ayam yang dihasilkan dari peternakan tanpa kandang alias cage free memiliki lebih banyak keuntungan.
BACA JUGA: Ayo, Siapa yang Pernah Buka Puasa Bersama? Ada Saran dari Dokter Nih
Pertama, secara etis, telur ayam cage free akan memberikan ketenangan bagi yang mengkonsumsi, karena ayam-ayam petelur sejahtera.
"Secara nutrisi telur akan lebih bernutrisi karena ayam tidak stres dan kandang tentunya lebih hygene karena ayam-ayam tidak bercampur dengan kotorannya sendiri," kata Yuvlinda.
BACA JUGA: Berjemur yang Terbaik itu Ternyata Bukan di Pagi Hari
Dikutip dari laman organisasi Cage Free Indonesia, ayam membutuhkan aktivitas seperti halnya makhluk hidup lain.
Seperti berjalan, bertengger, merenggangkan sayap, mandi debu, dan lainnya.
Ayam yang tidak melakukan aktivitas bergerak menandakan Ayam tersebut mengalami cekaman stres, frustasi atau bahkan sakit.
"Telur cage free dan biasa di Super Indo keduanya sudah mengantongi sertifikat NKV dari Kementerian Pertanian yang mensyaratkan higienitas dan sanitasi produk," katanya.
Ditargetkan pada 2022, seluruh gerai Super Indo sudah menjual telur bebas kandang sekat.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang