Berjemur yang Terbaik itu Ternyata Bukan di Pagi Hari

Kamis, 06 Mei 2021 – 13:00 WIB
Ilustrasi berjemur, Foto: iherb.com

jpnn.com, JAKARTA - Dokter spesialis penyakit dalam dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) Jeffri Aloys Gunawan mengatakan, pukul 12.00 merupakan waktu terbaik untuk terpapar sinar matahari.

Demi mengaktifkan vitamin D yang ada dalam tubuh, sehingga tak mengalami defisiensi.

BACA JUGA: Pernafasan Tak Lancar, Batuk di Pagi Hari, Ingus Berwarna Kuning, Waspadalah!

"Tidak bisa sembarangan berjemur untuk mendapatkan vitamin D. Panjang gelombang sinar UV harus spesifik (UVB), biasanya 280-300 nanometer didapatkan pada siang hari jam 10.00-13.00, paling bagus jam 12.00 siang untuk vitamin D," ujar dia dalam konferensi pers daring peluncuran produk vitamin D.

Inilah menjadi salah satu alasan selebritas Melanie Putria termasuk yang rutin terpapar sinar matahari karena kegiatan berlari jarak jauhnya sejak pukul 06.00 hingga 09.00 tetap terdiagnosis kekurangan vitamin D.

BACA JUGA: 7 Jenis Makanan yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil

Terkait waktu berjemur, Jeffri yang lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu merekomendasikan durasi selama 10-30 menit untuk menghasilkan vitamin D di dalam tubuh.

Sebaiknya tak menggunakan tabir surya dengan kandungan SPF lebih dari 15.

BACA JUGA: Penting Mewaspadai Alergi saat Olahraga, Akibatnya Bisa Berujung Kematian

Setelah jam 13.00, panjang gelombang sinar UV sudah berisiko tinggi dan bisa mencetuskan kanker.

Lebih lanjut, saat berjemur disarankan mengenakan pakaian minim ketimbang menutupi seluruh kulit, walau ini tak mudah.

Antara lain, karena berbagai alasan seperti ketakutan terutama kaum hawa pada sinar matahari, hingga kekhawatiran harus menggunakan pakaian minim saat berjemur.

Selain itu, pastikan berada di luar untuk mendapatkan sinar matahari langsung.

"Kalau pakai kaca (jendela di kantor atau rumah misalnya) UVB terhalang, terganggu kerjanya, tidak seperti UVA. Inilah kenapa sebaiknya sinar matahari dari outdoor," tutur Jeffri.

Dalam kesempatan itu, Chief Strategy Officer Konimex Group Edward Joesoef mengungkapkan, walau Indonesia termasuk negara tropis dengan paparan sinar matahari yang cukup, masih banyak masyarakat baik itu dari kalangan anak-anak hingga berusia lanjut yang mengalami defisiensi vitamin D.

Tidak banyak orang yang berjemur di luar selama 30 menit, gaya hidup dinamis antara lain bekerja dari pagi hingga sore hari, menyulitkan orang-orang secara konsisten berjemur di luar, menjadi sederet alasannya.

Untuk memastikan kecukupan vitamin D di dalam tubuh, bisa menjalani pemeriksaan kadar vitamin yang berperan untuk sistem kekebalan, menjaga keseimbangan kalsium dan tulang, serta mencegah risiko beberapa penyakit seperti jantung dan kanker itu, di laboratorium, demikian pesan Jeffri.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler