Kontemplasi dan Sebar Virus Kebaikan ala Hariyanto Boejl

Rabu, 25 Juli 2018 – 12:13 WIB
Penyanyi balada tanah air Hariyanto Boejl dalam peluncuran album mininya di Amigos, Jakarta Selatan, Selasa (24/7). Foto: Ist for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Penyanyi balada tanah air Hariyanto Boejl memiliki cara tersendiri untuk berkontemplasi dan menebar virus kebaikan.

Dia membuat lagu berjudul Kontemplasi dan menggelar konser dengan tajuk yang sama di Amigos, Jakarta, Selasa (24/7).

BACA JUGA: Dhawiya Ingin Segera Bebas dan Tidur di Pelukan Umi Elvy

“Saya tidak ingin salah melangkah dalam menjalani kehidupan. Sebab, usia terus bertambah dan ajal pun tidak tahu kapan tiba. Semoga lagu Kontemplasi bisa memberikan inspirasi bagi semua orang yang terjun dalam berbagai profesi," kata Hariyanto.

Pria kelahiran Lamongan, Jawa Timur, 26 September 1972, itu juga meluncurkan album yang terdiri dari tiga lagu, yaitu  Kontemplasi, Introspeksi, dan Negeri Pelangi.

BACA JUGA: Ini Alasan Baim Wong Sebut Tio Pakusadewo Bandel

"Setelah puluhan tahun malang melintang di dunia fotografi, saya merasa dunia tarik suara bisa menghibur banyak orang sekaligus menebarkan kebaikan," tutur suami Etty Novitasari itu.

Hariyanto memilih serius terjun ke dunia musik setelah mendapat dorongan semangat dari sahabatnya, Maxi Bahajjaj atau biasa disapa Maxi King of Soul.

BACA JUGA: Overdosis Heroin, Demi Lovato Dilarikan ke Rumah Sakit

"Usia menua bukanlah pembendung dalam berkarya. Ia hanyalah kerikil yang sedikit melambatkan langkah. Selama keinginan kuat masih menyala, kreativitas akan menemukan jalan lapang yang terang," ucap ayah Rinov Fajar Anugerah (19), Maurivi Putri Islamey (16), dan Viandryna Qanita Dawama (9) itu.

Menurut Hariyanto, Kontemplasi merupakan ekspresi perenungan dalam bentuk lirik yang diharmonisasikan dengan bunyi-bunyian.

"Kontemplasi menjadi ruang evaluasi diri atas laku kehidupan yang telah saya jalani. Kontemplasi ada agar hidup senantiasa terjaga," jelas Hariyanto.

Namun, dia juga menyadari makna dalam lirik dan musik membuka berbagai tafsir dan argumentasi.

“Semua gading pasti retak. Begitu juga Kontemplasi. Ini hanyalah prolog. Dengan segala keresahan dan totalitas, saya akan terus mengembara hingga kelak bertemu epilog yang indah,” tutur Hariyanto. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Band Kotak Nyaris Bubar, Ini Penyebabnya


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler