KontraS Tuding Polda Metro Gagal Lindungi Warga Jakarta

Terkait Aksi Brutal Geng Motor

Sabtu, 14 April 2012 – 17:01 WIB

JAKARTA - KontraS mengecam keras aksi brutal sekelompok orang yang menyerang beberapa pusat-pusat retail dan tempat nongkrong di Jakarta, Jumat (13/4) dini hari yang mengakibatkan  dua orang meninggal dunia. Penyerangan ini dilakukan oleh dua ratusan orang yang mengendarai motor dan mobil.

"Dari beberapa kesaksian, teridentifikasi bahwa para pelaku memiliki ciri fisik berbadan tegap dan berambut cepak dan menggunakan pita kuning," kata Koordinator KontraS, Haris Azhar, Sabtu (14/4).

Dijelaskan Haris, geng motor itu memulai aksinya di pintu gerbang PT DOK Bau Bahari, Jalan Industri Pelabuhan, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada pukul 01.30. Selanjutnya mereka mengamuk di Pasar Warakas Jakarta Utara yang lokasinya berdekatan kantor Polsek.

Setelah itu geng motor menganiaya Tohirman bin Widodo (25). "Tohirman mengalami luka pada mata kiri, dagu dan bibir robek sehingga mendapat 18 jahitan, dan dirawat di RS Sukmul," jelasnya.

Ia menambahkan, geng motor selanjutnya melakukan aksi brutal di sebuah mini market di kawasan Salemba, Jakarta Pusat, yang mengakibatkan dua orang warga, Ade Kirmawan dan Robi menjadi korban pembacokan. Atas rentetan peristiwa itu, KontraS  menyimpulkan bahwa Kapolda Metro Jaya dan jajarannya gagal melindungi warga Jakarta.

Bahkan Haris menganggap polisi melakukan pembiaran atas aksi kekerasan yang terjadi sebelumnya yang mengakibatkan meninggalnya Arifin, seorang kelasi di Kemayoran pada hari Minggu (31/3) lalu.

Kontras juga mengungkap, pada 7 April lalu tiga remaja dikeroyok oleh sekelompok pria bermotor di SPBU Shell, Jalan Danau Sunter, Kemayoran, Jakarta Utara. Korban tewas adalah Soleh (17). Sedangkan Zaenal (18) dan Reza (19) mengalami luka tusuk dan masih dalam perawatan di rumah sakit.

Selanjutnya pada Jum’at (13/4) dini hari kemarin,  Kelasi Sugeng Riadi dari Lembaga Farmasi AL terkena tembakan di telinga kanan. Sedangkan Prada Akbar Fidi Aldian dari Yonif Linud 503 Kostrad, tertembak di dada hingga tembus. Saat ini keduanya dirawat di RSPAD.

Sementara itu dalam waktu hampir bersamaan, di Jalan Pramuka seorang warga sipil bernama Anggi Darmawan (19) tewas dianiaya oleh sekitar 200-an anggota geng motor yang teridentifikasi berambut cepak dan berbadan tegap.

"Kelambanan Polda Metro Jaya, melalui Kapolda dan Juru bicaranya,  juga dipertontonkan ketika memberikan pernyataan terkait identitas pelaku. Keduanya terkesan hati-hati untuk tidak mengatakan para pelaku berasal dari TNI AL," kata Haris.

Menurutnya, sikap ini justru berbeda 180 derajat ketika menuduh YLBHI menyembunyikan mahasiswa Konami yang dianggap anarkis, tanpa alat bukti yang sah. "Kami juga menyayangkan keputusan melibatkan POM AL dalam mendalami kasus penyerangan massal dan brutal dini hari lalu," ujarnya.

Di satu sisi, kata dia,  Polda Jaya tidak berani mengungkapkan identitas pelaku tapi disisi lain justru mengajak POMAL melakukan penyelidikan. "Jelas bahwa brutalitas yang merusak, mencederai hingga luka dan meninggal adalah kejahatan terhadap kamtibmas dan sudah selayaknya polisi yang bertanggung jawab untuk mencegah dan melakukan penegakan hukum atas hal tersebut. Bukan POMAL yang tugasnya hanya untuk kejahatan-kejahatan di dalam militer," paparnya.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diperiksa Pertama Kali, Ketua DPRD Jateng Langsung Dibui


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler