JAKARTA - Rencana Partai Demokrat untuk menggelar konvensi calon presiden mulai dikonkretkan. Sebagai langkah awal, bulan depan mulai dibentuk tim yang menyeleksi dan menentukan aturan main dalam konvensi.
"Kami mulai tahap di bulan Juni, semua aturan main dan mekanismenya, termasuk komite konvensi," ujar Wasekjen Partai Demokrat Saan Mustopa di kompleks parlemen, Selasa (28/5). Komite konvensi akan menyeleksi dan mengundang atau membuka pendaftaran peserta konvensi.
Saan belum menyebutkan siapa saja yang akan masuk dalam komite konvensi. Namun, menurut Wakil Ketua Umum Demokrat Jhonny Allen Marbun, tim tersebut mungkin beranggota beberapa orang dari DPP dan Majelis Tinggi Partai Demokrat. Setelah komite beserta aturan mainnya siap, tim bakal membuka pendaftaran capres. "Nama-nama yang masuk nanti diseleksi dan siapa yang layak ikut konvensi," terang Saan.
Sejauh ini, Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang juga ketua majelis tinggi sudah mengundang beberapa tokoh untuk ikut dalam konvensi. Yakni, Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua DPD Irman Gusman, mantan Ketua MK Mahfud M.D., serta Menteri Perdagangan Gita Wirjawan. "Kenapa kita lakukan semiterbuka? Karena ingin melihat calon-calon yang potensial," ujar Saan.
Anggota Komisi III DPR itu menegaskan, tidak ada dikotomi tua atau muda. Tetapi, pertimbangannya adalah figur yang layak, potensial, dan punya komitmen, baik dari internal maupun eksternal. "Dari internal, yang sudah menyatakan kesediaannya baru Pak Marzuki," katanya.
Saan menyatakan tidak khawatir dengan hasil survei yang menempatkan dukungan untuk partai berlambang Mercy itu terus menurun. Misalnya, hasil survei Center for Strategic and International Studies (CSIS) yang menyatakan Demokrat terlempar dari posisi tiga besar dengan dukungan 7,1 persen. Demokrat berada di bawah Partai Golkar (13,2 persen); PDI Perjuangan (12,7 persen); dan Partai Gerindra (7,3 persen).
"Sebenarnya tidak ada yang istimewa juga. Tertinggi itu baru 13 persen, yaitu Golkar. Artinya, peluang swing voters masih tinggi," ujarnya.
Saat ini, lanjut dia, Partai Demokrat masih berfokus pada recovery dan konsolidasi pasca berlangsungnya kongres luar biasa (KLB) di Bali. "Partai Demokrat akan terus mendorong semua caleg untuk melakukan kerja politik di dapil masing-masing. Hasil survei bagi kami adalah masukan dan evaluasi," ungkap Saan.
Targetnya, Desember nanti elektabilitas Demokrat bisa naik. "Kami targetkan semaksimal mungkin," ungkapnya.
Menurut dia, salah satu tantangan Demokrat adalah memulihkan kepercayaan publik, termasuk para pemilih pemula yang memiliki persepsi partainya banyak masalah. "Apa yang terjadi di Demokrat itu bukan desain partai. Komitmen terhadap antikorupsi itu tetap," tegasnya. (fal/c5/fat)
"Kami mulai tahap di bulan Juni, semua aturan main dan mekanismenya, termasuk komite konvensi," ujar Wasekjen Partai Demokrat Saan Mustopa di kompleks parlemen, Selasa (28/5). Komite konvensi akan menyeleksi dan mengundang atau membuka pendaftaran peserta konvensi.
Saan belum menyebutkan siapa saja yang akan masuk dalam komite konvensi. Namun, menurut Wakil Ketua Umum Demokrat Jhonny Allen Marbun, tim tersebut mungkin beranggota beberapa orang dari DPP dan Majelis Tinggi Partai Demokrat. Setelah komite beserta aturan mainnya siap, tim bakal membuka pendaftaran capres. "Nama-nama yang masuk nanti diseleksi dan siapa yang layak ikut konvensi," terang Saan.
Sejauh ini, Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang juga ketua majelis tinggi sudah mengundang beberapa tokoh untuk ikut dalam konvensi. Yakni, Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua DPD Irman Gusman, mantan Ketua MK Mahfud M.D., serta Menteri Perdagangan Gita Wirjawan. "Kenapa kita lakukan semiterbuka? Karena ingin melihat calon-calon yang potensial," ujar Saan.
Anggota Komisi III DPR itu menegaskan, tidak ada dikotomi tua atau muda. Tetapi, pertimbangannya adalah figur yang layak, potensial, dan punya komitmen, baik dari internal maupun eksternal. "Dari internal, yang sudah menyatakan kesediaannya baru Pak Marzuki," katanya.
Saan menyatakan tidak khawatir dengan hasil survei yang menempatkan dukungan untuk partai berlambang Mercy itu terus menurun. Misalnya, hasil survei Center for Strategic and International Studies (CSIS) yang menyatakan Demokrat terlempar dari posisi tiga besar dengan dukungan 7,1 persen. Demokrat berada di bawah Partai Golkar (13,2 persen); PDI Perjuangan (12,7 persen); dan Partai Gerindra (7,3 persen).
"Sebenarnya tidak ada yang istimewa juga. Tertinggi itu baru 13 persen, yaitu Golkar. Artinya, peluang swing voters masih tinggi," ujarnya.
Saat ini, lanjut dia, Partai Demokrat masih berfokus pada recovery dan konsolidasi pasca berlangsungnya kongres luar biasa (KLB) di Bali. "Partai Demokrat akan terus mendorong semua caleg untuk melakukan kerja politik di dapil masing-masing. Hasil survei bagi kami adalah masukan dan evaluasi," ungkap Saan.
Targetnya, Desember nanti elektabilitas Demokrat bisa naik. "Kami targetkan semaksimal mungkin," ungkapnya.
Menurut dia, salah satu tantangan Demokrat adalah memulihkan kepercayaan publik, termasuk para pemilih pemula yang memiliki persepsi partainya banyak masalah. "Apa yang terjadi di Demokrat itu bukan desain partai. Komitmen terhadap antikorupsi itu tetap," tegasnya. (fal/c5/fat)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Djoko Tak Mau Bayar Pinjaman dari Primkoppol
Redaktur : Tim Redaksi