MATARAM - Program konversi minyak tanah (mitan) ke elpiji 3 Kg di Kota Mataram berhasil menyentuh 57.451 kepala keluarga (KK).
"Tapi konversi masih belum selesai. Masih banyak warga yang belum menerima paket konversi ini," kata Kabid Perdagangan Dinas Koperasi dan Perdagangan Kota Mataram, Bambang Juni Wartono.
Menurutnya, dari data yang ada jumlah warga yang belum menerima paket konversi ini ada 20 ribu KK lebih, tepatnya 20.816 dari target 77.667 warga. "Itu akan kita usulkan pada pelaksanaan konversi tahap ketiga yang akan dilaksanakan pada 2012 ini," paparnya.
Dikatakan, pada tahap pertama, jumlah penerima paket konversi yaitu 39.435 KK. Selanjutnya pada tahap kedua, paket gratis elpiji 3 Kg tersebut disalurkan kepada 18.016 KK. "Kita berharap semuanya tuntas pada 2012 ini," harap Bambang.
Dikatakan, masyarakat sudah mulai terbiasa menggunakan elpiji. Penolakan yang sebelumnya terjadi kini nyaris tidak ada. "Masyarakat tampaknya sudah menikmati penggunaan elpiji untuk memasak," jelasnya.
Kondisi seperti ini sebenarnya tidak terlalu mengagetkannya. Sebelumnya, ia memang sudah memprediksi kalau konversi tidak akan mengalami penolakan selama tidak ada kasus ledakan tabung gas. "Warga menolak karena adanya berbagai kasus ledakan gas elpiji di sejumlah daerah," ungkapnya.
Kunci suksesnya konversi sejauh ini sebenarnya ada pada sosialisasi. Penggunaan dengan cara yang benar dapat meminimalisasi terjadinya ledakan tabung gas. "Sebagian besar masyarakat sudah tidak takut lagi menggunakan tabung gas," terangnya.
Bagaimana dengan pasokan gas elpiji di Kota Mataram yang pada awal konversi lalu sempat mengalami kelangkaan" Menurut Bambang kelangkaan isi ulang elpiji 3 Kg tersebut sudah bisa diatasi seiring mulai beroperasinya SPBE di Lembar, Lombok Barat. "Tidak ada masalah, sudah normal," jelasnya.
Satu-satunya yang dipermasalahkan warga saat ini adalah tidak terkontrolnya harga eceran isi ulang elpiji 3 Kg. Meski pemerintah sudah menetapkan harga eceran tertinggi untuk elpiji 3 Kg, namun harga jual di pasar masih fluktuatif. "Harganya tidak tetap. Kadang Rp 15 ribu, tapi kadang bisa sampai Rp 20 ribu," kata Reni, salah satu ibu rumah tangga yang mengaku sudah mendapatkan paket gratis elpiji sejak konversi tahap pertama.
Mengenai masalah ini, Bambang berjanji akan terus melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap harga isi ulang tabung elpiji. Menurutnya, harga yang ditetapkan oleh angkalanmaupun pengecer tidak boleh terlalu tinggi dari HET. "Untuk elpiji ukuran 3 Kg, HET-nya Rp 12.500," tandasnya. (oni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... GKI Yasmin, Mendagri Diminta Tegas
Redaktur : Tim Redaksi