Koordinasi Apik TPIP dan TPID Jadi Kunci Pengendalian Inflasi

Rabu, 30 November 2022 – 05:18 WIB
Uang Rupiah. Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah mengungkapkan fenomena kenaikan inflasi menjelang akhir tahun yang bertepatan dengan perayaan Natal dan Tahun Baru 2023 (Nataru) adalah fenomena wajar.

Menurut Piter, sejauh ini kenaikan inflasi masih cukup terjaga. Tidak terjadi lonjakan yang terlalu tinggi. Hal itu disebabkan salah satunya koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah.

BACA JUGA: Pemerintah Optimistis Inflasi Pangan Terkendali Menjelang Nataru 2023

“Antisipasi pemerintah terhadap inflasi dengan memperkuat koordinasi pemerintah pusat-daerah dan berbagai lembaga berperan signifikan terhadap menjaga inflasi Indonesia,” tegas Piter, Selasa (29/11/2022).

Inflasi di Indonesia lebih banyak disebabkan oleh faktor suplai dan distribusi. Oleh karena itu, dengan adanya kerja sama yang apik antara Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP), Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), pemerintah, dan Bank Indonesia (BI), angka inflasi masih bisa terkendali.

BACA JUGA: Kendalikan Inflasi Akhir Tahun, Menko Airlangga Pantau Harga dan Pasokan Komoditas Pangan Pokok

"Dengan adanya TPID dan TPIP, pemerintah dan BI bisa bekerja sama meningkatkan koordinasi menjaga suplai dan distribusi secara baik. Hasilnya adalah inflasi yang sejauh ini tidak melonjak tinggi meskipun harga BBM subsidi sempat dinaikkan,” ungkapnya.

Hal itu pula yang patut dilakukan saat ini jelang Nataru, yakni mengamankan stok dan distribusi.

BACA JUGA: Resesi Mengancam di 2023, Ekonom Serukan Pengendalian Inflasi Pangan

“Untuk mengantisipasi lonjakan inflasi selama Nataru, saya kira pemerintah bisa melakukan hal yang sama, meningkatkan koordinasi menjaga ketersediaan suplai dan distribusi,” pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan arahan terkait strategi TIPIP dan TPID dalam pengendalian inflasi menjelang akhir tahun.

Menurut Airlangga pemerintah meminta pemerintah daerah menggunakan dana daerah terutama untuk mendukung logistik.

Dia menilai ada beberapa daerah yang belum menggunakan dana tersebut. TPIP akan membuat surat agar ini bisa dimanfaatkan dan kemudian beberapa hal yang menjadi catatan bahwa ke depan inflasi ini perlu ditangani secara lebih baik agar pertumbuhan ekonomi kita bisa berkualitas.

“Itu bisa dicapai kalau inflasinya bisa ditekan,” ungkap Airlangga yang juga Ketum Golkar itu saat menyampaikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) TPIP dan TPID di Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (25/11) lalu.

Infrastruktur Pertanian

Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira mengatakan, penggunaan dana transfer daerah dalam mengatasi inflasi pangan, boleh disasar ke pembangunan infrastruktur pertanian.

“Ada dana transfer daerah juga dana desa, tinggal di fokuskan ke infrastruktur pertanian jangan buat gapura atau buat pembangunan yang tidak punya dampak langsung ke penurunan inflasi,” kata Bhima, Selasa (29/11).

Adapun beberapa jenis dana transfer daerah antara lain Dana Desa dan Dana Alokasi Umum. Pemerintah pusat mendorong pemerintah daerah menggunakan dana dana tersebut untuk penanganan inflasi di daerah mereka.

“Pembangunan infrastruktur di tingkat daerah penting, tetapi difokuskan ke sarana prasarana pertanian contohnya irigasi, dan jalan untuk akses petani ke pasar,” ungkap Bhima.

Bhima menambahkan, koordinasi antar daerah harus berjalan baik sehingga tercapai tujuannya.

“Pemda melalui BUMD bisa bekerjasama dengan daerah lain memastikan stok pangan lancar, misalnya ada daerah yang surplus pangan atau panen raya, bisa dibeli oleh BUMD di daerah lainnya. Dengan saling koordinasi dan menutup defisit stok maka inflasi daerah bisa terkendali,” kata Bhima.

Selain itu, untuk memastikan petani tetap berproduksi, pemerintah daerah perlu bantu pastikan alokasi subsidi pupuk mencukupi sehingga biaya input pertanian bisa lebih rendah.

“Petani selama ini sangat sensitif soal stok pupuk subsidi, kalau pupuk mahal maka harga jual produk pertanian ikut naik," tegas Bhima.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler