Hal ini diungkapkan oleh pengusaha kopi, "Bandar Kopi" Yanthi Tambunan melalui rilisnya kepada wartawan Kamis (2/8). Kopi yang seharusnya menjadi tradisi budaya, tuturnya, kini hanya menjadi sekedar minuman pajangan semata.
Padahal menurutnya setiap tahun ada 100 miliyar cangkir kopi yang diseduh tiap hari. Itu berarti, penggemar kopi di Indonesia cukup besar. Namun, tak semua mau masyarakat Indonesia menjadikan kopi sebagai produk dalam negeri yang patut dicintai.
"Jika seseorang minum kopi dua kali dalam sehari, maka kebutuhan kopi dalam negeri berjumlah 121.107 ton pertahun. Banyak yang minum kopi, tapi di sisi lain mereka tidak bangga untuk memperkenal kopi khas Indonesia," kata Yanthi.
Untuk kembali memperkenalkan kopi cita rasa Indonesia, Yanthi dan rekan-rekannya sesama pengusaha dan penikmat kopi akan mengadakan Indonesian Coffee Festival (ICF) yang diadakan di Museum Puri Lukisan Ubud, Bali pada 15 hingga 16 September. Dalam festival ini akan memperkenalkan kopi terbaik dari 14 wilayah di Indonesia. Di antaranya, kopi Aceh, kopi Flores, kopi Jawa, kopi Lampung, Kopi Bali, kopi Luwak, kopi Sulawesi dan kopi Papua.
"Kami ingin mendorong kopi Indonesia supaya lebih dicintai di negerinya sendiri. Bukan hanya petaninya saja yang akan terangkat harkat dan martabatnya saja, tapi juga daerah penghasil kopi di Indonesia juga akan berpotensi sebagai kawasan agrowisata," jelas Direktur Indonesian Coffee Festival tersebut.
Acara ini, kata dia, akan didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pemerintah Daerah Gianyar, Kerajaan Ubud, Asosiasi Kopi Spesial Indonesia, Komunitas Kopi dan Blogger Kopi.
"Dengan adanya ICF maka kita dapat menjadikan Indonesia sebagai kiblat kopi dunia dan dikenal sebagai Negeri Kopi. Sekaligus mengklaim Kopi Tubruk adalah kopi dari Indonesia," tandas Yanthi. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Batas Bebas Pajak Rumah Sederhana Dinaikkan
Redaktur : Tim Redaksi