“Kan kemarin itu diadakan rapat koordinasi masalah naiknya harga kedelai. Banyak yang hadir dan sebagian ada yang tidak. Perdebatan sempat alot sampai beberapa ada yang pulang. Makanya ketika ada beberapa kesepakatan yang pulang ini tidak tahu,” ujar sekretaris II Kopti Kabupaten Tasikmalaya Jajang Syaiful, usai berunding dengan beberapa perwakilan pengrajin di Kios Penayalur kedelai Citra Buana, Sabtu (4/8).
Pada rapat Jumat lalu kata dia, KOPTI dan sejumlah pengrajin yang hadir menyepakati ukura tempe paling kecil adalah 20 x 7 sentimeter per gebleg. pengrajin tidak diperkenankan membuat tempe lebih kecil dari ukuran tersebut. untuk masalah harga KOPTI juga telah menentukan, namun dia menolak menyebutkan harga jual tempe yang telah diatur itu. “Standar harga (harga tempe) kita tidak bisa menyebutkan nominal. Karena ini masih mungkin nanti berubah lagi. belum pasti,” tandasnya.
Dikatakan dia, Sabtu kemarin beberapa pengrajin yang tidak mengikuti rapat sampai tuntas protes karena tidak sepakat dengan keputusan itu. terutama masalah ukuran tempe yang dinilai masih lumayan besar. Para pengrajin pun ramai-ramai mendatangi pusat penyaluran kedelai resmi Singaparna di kios Citra Buana.
Alhasil, Jajang sebagai mediator akan kembali merencanakan pertemuan ulan untuk membahas kembali ukuran dan harga yang telah ditetapkan sementara bersama pengrajin yang protes itu minggu-minggu ini. “Sekarang ada beberapa yang kemarin tidak ikut rapat sampai selesai. mereka menyatakan belum siap dengan ukuran tempe dan keputusan kemarin,” pungkasnya. (pee)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Asyiknya Ngabuburit Main Layangan
Redaktur : Tim Redaksi