MALANG - Di tengah semakin derasnya gempuran internet dan media online, koran masih akan tumbuh. Optimisme itu diungkapkan Direktur Utama Jawa Pos Koran Azrul Ananda dalam seminar MarkPlus, Campus Marketeers Club, bertajuk The Power of Youth di Universitas Brawijaya (UB), Malang, Selasa(5/6).
Dia meyakini bahwa koran tidak akan mati. "Justru koran dan online akan berjalan saling melengkapi," ungkap Azrul.
Dia mengakui bahwa koran di Amerika dan Eropa mulai bertumbangan. Namun, hal itu tidak terjadi di Asia. Sebab, orang Asia belajar dari kesalahan yang dilakukan koran-koran di Amerika dan Eropa. "Karena itu, ada istilah koran itu terbit di Timur, tenggelam di Barat," gurau dia.
Lalu, bagaimana strategi agar koran tetap eksis" Azrul memaparkan, kunci agar koran tetap eksis adalah konten. Karena itu, Jawa Pos selalu berupaya agar memiliki konten yang menarik. "Koran itu mati karena pembacanya semakin menua, pegawainya menua, lalu mati. Jawa Pos tidak ingin seperti itu," ujarnya.
Karena itu, Jawa Pos melahirkan halaman khusus anak muda bernama DetEksi. Halaman yang mulai terbit pada 2000 tersebut digawangi anak-anak yang kreatif dan selalu menyuguhkan hal-hal baru. Berdasar survei AC Nielsen, lebih dari 51 persen pembaca Jawa Pos berusia di bawah 30 tahun. "Jadi, jangan pernah meremehkan anak muda," tegasnya. Azrul yakin, dengan digawangi anak-anak muda, masa depan koran akan baik. (lid/jpnn/c5/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembatasan BBM, Tunggu Instruksi Gubernur
Redaktur : Tim Redaksi