jpnn.com, LUMAJANG - Lahar Gunung Semeru yang menerjang aliran Kali Asem Kelurahan Jogoyudan, Kota Lumajang lima hari lalu masih menyisakan trauma bagi pemilik rumah korban banjir.
Mereka takut banjir susulan kembali datang. Ditambah pemerintah belum melakukan normalisasi sungai.
BACA JUGA: Banjir Lahar Semeru Seret Rumah Warga
Volume air sungai yang sempat tinggi, sekarang telah mengecil. Banyak warga telah memberanikan diri mandi di derasnya air sungai.
Namun, berbeda dengan kondisi tanggul dan plengsengan Kali Asem jika longsor.
Masih memprihatinkan, sebab hanya satu titik saja yang mulai di pasang bronjong oleh Dinas Pekerjaan Umum Lumajang.
Sedangkan tebing longsor yang menimpa beberapa rumah warga dan tempat hiburan seperti kafe masih belum tersentuh.
BACA JUGA: Nenek Terseret Lahar Gunung Semeru
Hanya beberapa pekerja mencari bahan bahan yang bisa diselamatkan.
Ada sekitar 10 rumah lebih di bantaran sungai sebelah barat Kali Asem dan terancam banjir susulan.
Mengingat intensitas hujan di hulu Gunung Semeru, karap terjadi.
Menurut Sumarto korban banjir, lahar semeru ini seharuSnya tak memakan korban rumah warga, jika sebelah timur sungai, tak ditanami pohon sengon dan bambu.
BACA JUGA: Satu Pendaki Tewas di Gunung Semeru
Hal itu menyebabkan sungai mengalami pendangkalan sehingga air menghantam plensengan sebelah barat sungai.
"Kami meminta pemerintah segera melakukan normalisasi Kali Asem. Jika perlu pohon sengon dan bambu penyebab pendangkalan sungai segera dibersihkan," kata Sumanto.
Sebagaimana diberitakan, banjir lahar Semeru menerjang Kali Asem Kota Lumajang. Akibatnya, tanggul, pelengsengan serta sejumlah rumah warga rusak diterjang banjir. (pul/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendaki Asal Jakarta Tewas di Gunung Semeru
Redaktur & Reporter : Natalia