jpnn.com, SAMARINDA - Seorang guru mengaji di Kecamatan Palaran, Samarinda, Kaltim, harus mendekam di sel tahanan Polsek Palaran. Ia ditahan lantaran sudah berbuat bejat dengan mencabuli anak didiknya.
Bulan, 9, bukan nama sebenarnya, digagahinya saat sedang belajar mengaji di rumahnya di daerah tersebut.
BACA JUGA: Istri Pulang Kampung, Pria Bejat Ini Malah Garap Anak Tiri, Sudah Dua Kali
Mengaji dengan cara bergiliran dan duduk tepat di sebelahnya, menjadi akal bulus untuk melancarkan aksi bejatnya.
Tangan nakal Muhtadi menggerayangi bocah mungil itu. Kasus pencabulan yang dilakukan Muhtadi terhadap santrinya menghebohkan warga sekitar yang kaget bukan kepalang.
BACA JUGA: Berita Duka, M Affan Meninggal Dunia, Posisi Telentang di Pinggir Jalan
Latar belakangnya sebagai santri salah satu pondok pesantren di Banjarmasin selama 10 tahun, membuat warga tidak percaya dia telah berbuat bejat. Terlebih, dia guru ngaji dan marbot masjid. Masyarakat sekitar juga mengenal Muhtadi sebagai orang yang santun.
Harian ini (4/10) sempat berkunjung ke rumah ketua RT di tempat Muhtadi tinggal. Dari penuturannya, Muhtadi dikenal sebagai pribadi yang baik. Karena itu, dia tidak percaya pria asal Banjarmasin tersebut melakukan pencabulan.
BACA JUGA: Cerita Tetangga Soal Aiptu Pariadi dan Istri yang Tewas dengan Luka Tembak di Kepala
"Saya nggak percaya sebenarnya, dia itu orang baik, setiap malam Jumat saya ngaji bareng kok sama dia di masjid," tuturnya.
Pria berperawakan gemuk itu juga menuturkan, Muhtadi sejak 2011 tinggal di rumah yang diperuntukkan pengelola masjid tersebut. Dia masih tidak menyangka, karena saat dia mengajari anak muridnya itu saat sore hari, terlebih lagi di rumahnya terdapat anak dan istrinya.
"Di rumahnya kan ada istrinya, lagi pula rumah itu sempit juga, jadi susah untuk berbuat begitu. Pasti ketahuan," jelasnya sembari menunjuk ke arah rumah Muhtadi.
Kaltim Post juga sempat menghubungi salah satu pengelola masjid lain. Dia menuturkan, Muhtadi sebagai orang yang jujur. ”Dia tidak pernah macam-macam, saya sudah kenal dia dari dulu. Saya nggak percaya kalau dia berbuat begitu,” ucapnya dengan nada meninggi.
Dia menerangkan terkait laporan pencabulan yang menjerat guru ngaji yang memiliki lebih 20 santri tersebut karena ada oknum tertentu yang tidak menyukai Muhtadi.
“Itu ada oknum aja yang nggak senang sama dia. Makanya dilaporkan, anak saya dan keponakan saya juga santrinya (Muhtadi) kok,” terangnya.
Dia beserta kerabat juga sempat beberapa kali menjenguk Muhtadi sekadar untuk mengetahui keadaan dan mengantar makanan.
Sementara itu, menurut penjelasan Kapolsek Palaran Kompol Nur Kholis, pihaknya masih mendalami kasus tersebut. Beberapa petugas juga ditugaskan menyelidiki korban lain, setidaknya ada empat korban yang dijahili pelaku.
“Pelaku sudah mengakui perbuatannya, itu juga terbukti dari hasil keterangan visum korban,” jelasnya.
Perwira melati satu itu juga menjelaskan, menurut hasil interogasi polisi pelaku mengalami kelainan.
BACA JUGA: Kronologis Aiptu Pariadi Tembak Kepala Istri Lantas Bunuh Diri di Depan Anak Sulung
“Dia itu sudah punya istri dan anak satu, sedangkan istrinya tengah hamil tiga bulan. Nanti diperiksa lebih lanjut,” pungkas perwira yang pernah bertugas di Kota Balikpapan tersebut. (*dad/dns/k8)
Redaktur & Reporter : Budi