Korban Lapindo Bakar Spanduk Golkar

Jumat, 16 Maret 2012 – 11:15 WIB

SIDOARJO- Momentum pembukaan arteri baru Porong dimanfaatkan para korban lumpur Lapindo untuk berunjuk rasa. Mereka memblokade Jalan Raya Porong dan rel kereta api hampir enam jam. Aksi tersebut dilakukan lagi-lagi untuk menegaskan tuntutan pelunasan ganti rugi yang tak kunjung diselesaikan sejak 2006.

Para pendemo yang turun ke jalan kemarin memang merupakan korban awal semburan lumpur Lapindo pada 2006 silam. Mereka berasal dari Paguyuban Warga Renokenongo Menolak Kontrak (Pagar Rekontrak). Tak kurang dari 1500 warga turut berdemonstrasi sejak pukul 08.00.

"Tuntutan kami sederhana. Kami ingin hak kami segera dibayarkan. Kami ini korban luapan lumpur sejak pertama. Masak yang diluar peta terdampak saja sudah dilunasi, sedang kami belum," kata Bambang Wuryantoyo, salah satu koordinator aksi Pagar Rekontrak.

Jumlah berkas yang belum dilunasi oleh PT Minarak Lapindo Jaya pun tidak sedikit. Ada sekitar 500 berkas. Nilainya kurang lebih Rp 85 miliar. Sebagian besar pelunasnnya baru 50 persen. "Karena sudah berlarut-larut, kami tidak ingin dicicil, tapi segera dilunasi," tegas Bambang.

Bagi warga korban lumpur dari Renokenongo, tuntutan itu tidak lagi bisa ditawar. Sebab, jika pemerintah sudah bisa melunasi pembayaran korban di luar peta terdampak, seharusnya korban luapan lumpur pembayarannya juga bisa diselesaikan. Bahkan, sudah semestinya didahulukan.

Apalagi, mereka sudah menjadi korban sejak enam tahun. Yang membuat tuntutan itu juga tidak lagi bisa ditawar karena pembayaran cicilan juga tersendat-sendat. Mayoritas pembayaran cicilan warga korban lumpur asal Renokenongo sudah macet sejak tujuh bulan terakhir. Kondisi itulah yang akhirnya memaksa mereka kembali turun ke jalan.

Warga memang sengaja melakukannya tepat pada hari pembukaan arteri baru Porong. Sebab, mereka ingin tuntutannya lebih didengar. Apalagi, pembukaan arteri baru Porong dilakukan langsung Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Karena itupula, aksi dilakukan hanya sekitar 300 meter dari tempat seromonial pembukaan arteri porong yang berada di exit tol Porong.

Dalam aksi demonstrasi kemarin, korban lumpur Lapindo tidak hanya memblokade jalan dan rel kereta api. Warga juga menurunkan spanduk Golkar yang memuat tulisan suara Golkar suara rakyat dengan gambar Aburizal Bakrie atau Ical. Tak hanya diturunkan, spanduk tersebut juga dibakar. Keberadaan spanduk itu memang begitu mengusik hati para pendemo. Selain letaknya yang berada di depan tanggul lumpur lapindo juga karena tulisan dan gambar Ical.

"Mana mungkin suara Golkar suara rakyat kalau suara kami sejak 2006 saja tidak pernah direspon," teriak para pendemo seraya membakar spanduk tersebut.

Aksi korban lumpur Lapindo akhirnya berhenti sekitar pukul 13.30. Hal itu menyusul ada kesepakatan yang dicapai perwakilan warga dengan Gubernur Jatim dalam pertemuan di Grahadi. Dalam pertemuan itu Gubernur menyanggupi untuk menyampaikan aspirasi warga ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta ke Nirwan Bakrie, pimpinan usaha Bakrie.

"Dalam pertemuan tadi, kami mendesak Gubernur memanggil Nirwan untuk bertemu kami dan melunasi pembayaran ganti rugi," Kata Wakil Ketua Pagar Rekontrak, Pitanto.

Menurut Pitanto, desakan itu langsung direspon Soekarwo dengan terbang ke Jakarta untuk menemui presiden dan Nirwan Bakrie, kemarin sore. "Kami berharap dalam dua tiga ini segera ada kepastian jawabannya. Kalau tidak tentu kami akan bergerak lagi," sebutnya.

Aksi pemblokiran jalan dan rel kereta api juga sempat mengganggu arus lalu lintas. Baik dari arah Malang maupun Surabaya. Karena itu, polisi lantas mengambil insiatif mengalihkan arus kendaraan melewati arteri baru Porong kendati belum resmi dibuka.

"Sebelum mengambil keputusan, kami telah berkoordinasi dengan BPLS, Polda Jatim, dan protokoler Pemprop. Sebab, kalau tidak dialihkan ke arteri baru, maka kemacetannya bakal semakin parah," ujar Kapolres Sidoarjo AKBP Marjuki.

Akhirnya beberapa menit setelah terjadi pemblokiran semua kendaraan dialihkan ke arteri baru Porong. Kendati begitu, masih saja da kendaraan yang terjebak di Raya Porong. Terutama kendaraan yang dari arah Malang dan mayoritas kendaraan besar. Karena sudah terlanjur kejebak, kendaraan tersebut pun memilih bertahan dan menunggu selesainya aksi demonstrasi.

Aksi blokade tersebut pun cukup disesalkan Soekarwo. "Tidak seharusnya mereka menutup jalan. Sebab, itu menyusahkan banyak pihak. Kami kan sudah menyediakan ruang di Grahadi, jadi kalau mau berdiskusi di Grahadi saja," ucap orang nomor satu di pemerintahan Jawa Timur tersebut.

Di sisi lain, tindakan warga memblokir jalan dan rel KA berimbas pada perjalanan kereta yang melewati jalur itu. Beberapa kereta jarak jauh seperti KA Mutiara Timur (Surabaya-Banyuwangi via Jember) dan KA Logawa (Jember-Purwokerto via Surabaya) tertahan di Stasiun Bangil dan Stasiun Sidoarjo sekitar 5 jam.

Begitu pula ribuan penumpang kereta lokal KA Penataran (Surabaya-Blitar via Malang) sampai terkatung-katung. Sedangkan komuter Surabaya-Sidoarjo yang seharusnya berakhir di Stasiun Porong terpaksa berhenti sampai Stasiun Tanggulangin. "Sudah kesekian kalinya kami dan penumpang kereta menjadi korban," keluh Manajer Humas PT KA Daop 8 Surabaya Sri Winarto.

Jajarannya sudah menginformasikan kepada penumpang bahwa perjalanan bakal terganggu. BUMN penyedia moda angkutan berbasis rel itu memberi pilihan kepada penumpang. Di antaranya, mengembalikan uang tiket jika mereka urung melanjutkan perjalanan. "Kalau mau menunggu saya sabar sampai blokade dibuka," imbuhnya. (fim/ano/sep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penimbunan BBM Kian Marak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler