jpnn.com - BEIRUT - Abu Jamal masih mengingat jelas bagaimana militan Kristen Koptik ekstrim yang disokong Israel menyeret dirinya dan kawan-kawan dari kamp pengungsi Sabra dan Shatila, tiga dekade silam.
Salah seorang dari korban pembantaian itu adalah putranya yang baru berusia 19 tahun.
BACA JUGA: Diprotes, Hingga Mati Sharon tak Diadili
‘’Dia dalam tahun akhir sekolahnya,’’ ujar Abu Jamal sembari memegang poto putranya kepada Reuters, Sabtu (11/1). ‘’Dia tidak pernah melihat (gelar) diplomanya,’’ tambahnya.
Saat itu September 1982, Ariel Sharon menjabat sebagai Menteri Pertahanan Israel memimpin pendudukan atas Libanon. Dia disebut bertanggung jawab atas pembantaian yang dilakukan para militan terhadap para pengungsi yang ditaksir mencapai ribuan orang.
BACA JUGA: Sniper Tembaki Pengunjuk Rasa
Maka wajar jika para korban selamat dalam tragedi ini sangat membenci Sharon hingga akhir ajalnya.
‘’Semoga tuhan mengirimnya ke dalam bumi,’’ ujar Milany Boutrous Alha Bourje, perempuan 70 tahun yang kehilangan putra dan suaminya dalam tragedi tersebut.
BACA JUGA: Jubir Hamas Doakan Sharon Masuk Neraka
"Saya berharap dia (Sharon) merasakan apa yang kami derita. Selama 32 tahun kami telah menderita,’’ tambahnya.
Kini meski sosok yang sangat dibencinya tersebut telah meninggal dunia, Milany tidak yakin benar bahwa masa depannya bersama warga Palestina lainnya akan berubah.
‘’Tidak ada yang berubah... situasi kehidupan kami tidak akan berubah,’’ imbuhnya.
Setahun setelah pembantaian itu penyelidikan yang dilakukan pihak Israel telah menyebut Sharon bersalah dalam peristiwa tersebut.
Ia terbukti melakukan pembiaran dan tidak bisa mencegah terjadinya pembantaian. Namun bukan hukuman yang didapat pria kelahiran 1928 ini, tapi malah karirnya makin cemerlang dan menjadi Perdana Menteri tahun 2001.
"Sebagai saksi mata bagi orang ini dan dari apa yang saya derita dari orang ini, saya katakan ke neraka bersama Sharon dan para pendukung dalam kepemimpinan Israel yang masih melakukan pembantaian,’’ ujar Youssef Hamzeh seorang saksi mata pembantaian. ‘’Tidak cukup Sharon mati,’’ imbuhnya. (zul/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Dosa Ariel Sharon pada Warga Palestina
Redaktur : Tim Redaksi