Korban Tanah Bergerak di Tulungagung Ramai-Ramai Mengungsi

Jumat, 14 Oktober 2022 – 04:46 WIB
Kodisi retakan pada bangunan milik warga di Desa Tanggunggunung, Tulungagung, Kamis (13/10/2022) (ANTARA/HO - Foto warga)

jpnn.com, TULUNGAGUNG - Puluhan warga terpaksa mengungsi akibat rumah mereka rusak parah imbas tanah bergerak di wilayah Kecamatan Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Kamis.

Dari data yang diperoleh, warga yang mengungsi ada 45 orang dari sembilan keluarga (KK).

BACA JUGA: Warga Tulungagung Waswas, Rumah Mereka Tiba-Tiba Retak

Bupati Tulungagung Maryoto Birowo yang meninjau langsung kondisi rumah-rumah warga yang rusak berat, sedang maupun ringan akibat bencana liquifaksi (tanah gerak) mengatakan, seluruh kebutuhan logistik dasar para pengungsi akan ditanggung pemerintah daerah.

“Kami siapkan dapur umum juga untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum warga selama di pengungsian,” katanya.

BACA JUGA: Inilah Sosok Penggugat Ijazah Presiden Jokowi

Warga yang mengungsi sebenarnya ada 11 keluarga. Namun dua KK lainnya memilih mengungsi di rumah kerabatnya.

Sementara puluhan KK lain, bertahan di rumah masing-masing kendati hunian mereka juga ikut retak.

BACA JUGA: Pelajar SMK Tewas Dibantai 7 Orang, Tak Ada Ampun

Bencana liquifaksi atau tanah gerak tersebut mulai terjadi pada Rabu (12/10) malam sekitar pukul 19.00 WIB. Warga yang terkejut segera berhamuran keluar.

Dan setelah itu, mereka menyadari gerakan tanah mirip gempa lokal itu telah menyebabkan puluhan bangunan warga di Desa Tanggunggunung dan Ngepoh, Kecamatan Tanggunggunung retak-retak.

Kendati tidak menimbulkan korban jiwa ataupun luka-luka, kerusakan yang ditimbulkan cukup masif.

Sebelas rumah bahkan rusak parah dan sebagian tembok roboh.

“Curah hujan yang belum diprediksi, sebabkan banjir, tanah longsor termasuk tanah retak,” kata Maryoto.

Menindaklanjuti kejadian itu, saat ini pemerintah daerah telah melakukan pendataan rumah warga yang terdampak.

Selain itu, pihaknya juga akan segera menerjunkan tim ahli untuk mengevaluasi struktur tanah serta aman/tidaknya daerah di sini untuk hunian.

Hasil evaluasi tim ahli ini sangat diperlukan pemerintah daerah sebelum mengambil keputusan, apakah kedua pemukiman di masih bisa dijadikan sebagai lokasi hunian atau tidak. Jika masih bisa mereka akan membantu proses renovasi rumah warga.

Jika diperlukan akan dilakukan relokasi pada warga yang terdampak.

“Kalau memang rawan longsor, ya, kami berpikir relokasi,” ungkapnya. (antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 2 WN China Petinggi Perusahaan Batu Bara Dibantai Pakai Parang


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler