jpnn.com, JAKARTA - Virus corona telah menewaskan sedikitnya 170 jiwa dan menginfeksi lebih dari 8.100 orang di 20 negara, sejak Desember 2019.
Virus yang diduga muncul di pasar basah Wuhan, Tiongkok, tempat virus itu berpindah dari hewan ke manusia. Virus ini bertanggung jawab atas wabah SARS hampir dua dekade lalu.
BACA JUGA: Penyebaran Virus Corona Meluas
Lonjakan terbaru dalam kasus virus corona yang dikonfirmasi (dari sekitar 7.000 menjadi 8.149 dalam 24 jam terakhir) melewati jumlah total orang yang terinfeksi atas jumlah kasus dari pandemi SARS,17 tahun yang lalu.
Antara November 2002 dan Juli 2003, SARS (yang berarti sindrom pernapasan akut) menewaskan 774 orang dan menginfeksi 8.096 di 29 negara. Para ahli menyebut SARS sebagai "pandemi pertama abad ke-21."
BACA JUGA: Korban Meninggal Dunia Akibat Virus Corona Terus Bertambah, Nih Datanya
Wabah coronavirus belum dianggap sebagai pandemi, meskipun penyebarannya cepat. Tetapi akhirnya pada hari Kamis, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa pandemi virus corona sebagai darurat kesehatan publik global.
Menurut para ahli, virus corona baru ini kemungkinan berasal dari kelelawar. Lebih dari 75 persen penyakit yang muncul berasal dari hewan dan ini disebut sebagai penyakit zoonosis, artinya mereka bisa berpindah dari hewan ke manusia.
BACA JUGA: WHO Umumkan Persebaran Virus Corona Sebagai Darurat Internasional
"Penyakit menular akan terus muncul dan muncul kembali. Saya pikir itu bagian dari dunia tempat kita hidup sekarang," kata Eric Toner, seorang ilmuwan senior di Johns Hopkins Center for Health Security, seperti dilansir laman MSN, Kamis (30/1).
Para pejabat kesehatan telah mengamati penularan coronavirus baru dari orang ke orang di Tiongkok, Jepang, dan baru-baru ini di Amerika Serikat.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengatakan risiko kesehatan langsung bagi orang Amerika masih dianggap rendah.(fny/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fany