jpnn.com - KPU akan mengumumkan pemenang Pilpres 2019 dan hasil Pileg pada 22 Mei mendatang. Dalam masa menunggu lima hari ini, pendukung masing-masing kubu termasuk honorer K2 punya berbagai harapan.
Mesya Mohamad - Jakarta
BACA JUGA: Polri Pastikan Indonesia Aman Saat Pengumuman Hasil Pemilu 22 Mei
"SEMOGA saja Jokowi kembali lagi menjadi presiden RI agar nasib honorer K2 segera berubah statusnya." Itulah harapan Ketua Umum Perkumpulan Hononer K2 Indonesia (PHK2I) Titi Purwaningsih menjelang hari pengumuman hasil Pemilu Serentak 2019.
Walaupun dalam masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo tidak ada tanda-tanda, honorer K2 usia 35 tahun akan diangkat PNS, tapi Titi tetap optimistis akan ada perubahan.
BACA JUGA: Jika Terjadi Kerusuhan Pada 22 Mei, Berani Bertanggung Jawab?
Entah keyakinan apa yang membuat Titi dan para pengurus pusat PHK2I pendukung Jokowi masih punya harapan begitu besar bisa menjadi PNS jika pria asal Solo itu kembali memimpin pemerintahan untuk periode kedua.
Padahal sudah jelas pemerintahan Presiden Jokowi telah mengeluarkan kebijakan mengarahkan honorer K2 menjadi PPPK alias pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja.
BACA JUGA: Pentolan Honorer K2: Prabowo â Sandiaga Menang Kalau KPU Jujur
Bagi yang usianya masih di bawah 35 tahun, boleh mendaftar sebagai CPNS lewat mekanisme seleksi. Tidak secara otomatis diangkat menjadi CPNS.
Itu artinya, Jokowi ingin menyegerakan implementasi UU Aparatur Sipil Negara (ASN). Di mana dalam struktur kepegawaian di Indonesia hanya dikenal PNS dan PPPK.
PNS diperuntukkan bagi usia di bawah 35 tahun. PPPK di atas 35 tahun. Sistem seleksi PNS dan PPPK tidak ada bedanya, harus melalui computer assisted test (CAT).
BACA JUGA: PNS Dapat THR dan Gaji ke-13, Jatah Honorer Tidak Jelas, Mengapa?
Bagi Titi, optimistis harus tetap dipupuk dalam hati seluruh honorer K2. Tanpa optimistis, perjuangan mereka akan surut dan itu harus dicegah.
"Saya yakin di periode dua, Jokowi akan mengangkat kami jadi PNS. Apa sih yang tidak mungkin bagi seorang Jokowi?" ujarnya.
Keyakinan Titi salah satunya melihat banyaknya calon legislatif dari partai koalisi yang masuk parlemen. Dengan kekuatan koalisi parpol pendukung pemerintah, revisi UU ASN akan cepat dituntaskan.
Titi sangat yakin juga melihat wajah-wajah baru bakal mendominasi parlemen, yang sebagian dari kalangan muda. "2019 kami punya harapan baru, semangat baru. Selamat tinggal baper," ujarnya.
Koordinator Wilayah PHK2I Jawa Timur Eko Mardiono mengatakan, pemerintahan Jokowi-Ma'ruf akan menggenjot kualitas SDM. Bukan hal mustahil, honorer K2 juga masuk dalam program prioritas Jokowi.
Selain meningkatkan kesejahteraan, tapi juga kualitas. Pelatihan bagi guru-guru honorer K2 akan diperbanyak. Bagi Eko, periode pertama kepemimpinan Jokowi, seakan mengabaikan honorer K2. Namun, tidak lantas disimpulkan mantan walikota Solo tersebut tidak peduli pada nasib honorer.
Sebab, bukan hanya honorer K2 yang diabaikan tetapi juga profesi lain. Hal ini karena Jokowi fokus pada infrastruktur.
"Kalau periode dua kan prioritas pengembangan SDM jadi jangan pesimistislah. Yakin deh, honorer K2 akan diangkat PNS dalam periode 2019-2024," ucapnya.
Honorer K2 pendukung Prabowo-Sandi punya pandangan berbeda. Menurut Ketua Umum ProPAS (Pro Prabowo-Sandi) K2 Indonesia Bhimma, selama Jokowi memerintah tidak akan ada honorer 35 tahun ke atas diangkat PNS. Dia lantas mengajak seluruh honorer K2 berpikir dengan akal sehat dan melihat kinerja Jokowi di periode pertama.
Jokowi dinilai tidak punya itikad baik menyelesaikan honorer K2 lewat jalur penerimaan CPNS. Dia lebih condong ke sistem kontrak. Dasar itulah yang membuat Bhimma dan kawan-kawannya memilih Prabowo-Sandi.
Bhimma justru heran mengapa pengurus inti PHK2I tidak menggunakan akal sehatnya. Sebab, bisa jadi dalam lima tahun ke depan tidak ada lagi honorer K2. Semuanya akan dialihkan ke PPPK.
"Tanda-tandanya sudah kelihatan kok, cuma teman-teman di kubu sebelah mengaburkannya. Kalau memang ikhlas jadi PPPK ya terima nasib saja," ucapnya.
Koordinator Daerah PHK2I Pamekasan Madura Maskur malah dengan tegas menolak hasil KPU bila menetapkan Jokowi-Ma'ruf sebagai presiden-wapres terpilih. Dia masih punya keyakinan besar Prabowo-Sandi yang menang. Ini, klaimnya, berdasarkan data real di lapangan.
"Rakyat tahu kok, semua elite di atas berusaha memenangkan Jokowi-Ma'ruf. Segala daya upaya dilakukan agar Jokowi menang. Kalau menang dengan cara benar kami terima. Nyatanya kan kecurangan tampak nyata tapi dikubur oleh penguasa. Ketika oposisi bersuara keras langsung dibungkam," tegasnya.
BACA JUGA: Inilah Variabel THR PNS, TNI / Polri, dan Pensiunan
Maskur menambahkan, rakyat butuh perubahan. Dia juga heran, perolehan suara Jokowi-Ma'ruf bisa melebihi Pilpres 2014. Padahal faktanya banyak rakyat yang mengalami kesulitan selama lima tahun terakhir.
"Kami masih tetap berharap ada perubahan. Enggak punya baju baru di lebaran nanti enggak apa-apa, yang penting ada presiden baru. Itulah harapan kami," tutupnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bhimma Honorer K2: Kalau yang Menang Kubu Sebelah, Kami tak Terima
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad