"Salah satu pertimbangan mengapa kita memilih Korea Selatan karena mereka menawarkan transfer of technology," ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai sidang Komite Kebijakan Industri Pertahanan di kantornya Rabu (29/08).
Sidang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro selaku Ketua KKIP. Sidang ini dihadiri Menteri Perindustrian MS Hidayat, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono selaku Anggota KKIP dan Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin sebagai Sekretaris merangkap Anggota KKIP.
Sementara itu, Anggota KKIP yang lain yaitu Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta, Meneg BUMN Dahlan Iskan dan Kapolri Jendral Timur Pradopo berhalangan hadir.
Menristek diwakili oleh Deputi Bidang Relevansi dan Produktivitas Teguh Rahardjo, Meneg BUMN diwakili oleh Deputi Bidang Usaha Industri Strategis dan Manufaktur Dwijanti Tjahjaningsih dan Kapolri diwakili oleh Asrena Kapolri Irjen Pol. Drs. Sulistyo Ishak, Msi.
Menurut Menhan, pembangunan kapal selam dalam negeri akan segera dimulai setelah pemesanan tahap pertama selesai. "Karena itu PT PAL akan segera di upgrading," ujarnya.
Indonesia memesan kapal selam berteknologi diesel elektrik dengan jenis Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) 209. Pembuatan tahap pertama dimulai tanggal 20 Desember 2011 lalu. "Ini akan segera selesai,"katanya.
Menurut Purnomo, pihaknya telah meminta PT PAL untuk segera mempersiapkan segala sumber daya demi melancarkan pembuatan. "Tentu saja PT PAL butuh peningkatan dan pemerintah akan memfasilitasi," katanya.
Dukungan pemerintah akan dirinci dalam dokumen cetak biru Riset dan Pengembangan Produk Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alparhankam) yang akan disahkan Presiden SBY hari ini (30/08).
Kapal-kapal selam yang baru tersebut nanti digunakan untuk menjaga pertahanan laut NKRI di sejumlah corong strategis, seperti Selat Malaka bagian utara, Selat Sunda, Laut Natuna, Laut Sulawesi, dan Selat Bali.
Purnomo mengatakan, dikarenakan Indonesia saat ini hanya memiliki dua unit kapal selam yang telah berusia lanjut. "Makanya kita butuh kapal selam tambahan untuk mengamankan perairan kita yang sangat strategis," kata menteri kelahiran Semarang ini.
Di tempat yang sama, Kapuskom Kemenhan Brigjend TNI Hartind Asrind menjelaskan kapal selam yang akan dibeli dari Korea Selatan, akan datang secara bertahap. Kapal selam pertama akan hadir pada tahun 2015. Lalu kapal selam kedua akan hadir 2016 dan kapal ketiga yang diharapkan diproduksi di Indonesia pada 2018.
"Untuk tahap 2 dan tahap 3, kapal selam itu dilakukan dengan joint production. Total ketiga kapal selam itu seharga USD 1,07 miliar," jelas Hartind yang juga menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Pertahanan itu.
Awalnya, Indonesia ditawari pihak Rusia untuk membeli dua kapal selam mereka. Namun Kemhan dan TNI AL menilai spesifikasi dan harga tender yang ditawarkan Rusia tidak sesuai kebutuhan TNI AL.
Akhirnya didapat kesepakatan Kemenhan membeli kapal selam dari Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME). Kapal selam bertenaga diesel itu masing-masing berbobot 1.400 ton dengan panjang 61,3 meter. "Mereka mau TOT (transfer of technology), dan itu salah satu keunggulan mengapa kami memilih Korsel. Karena dua unit dibikin di sana, dan satu unit kapal selam nanti dibikin di PT PAL,"katanya. (rdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perusuh Sampang Lintas Daerah
Redaktur : Tim Redaksi