Korelasi Polusi Udara dan Penyebaran Corona, Pak Anies, Tolong Dibaca

Rabu, 22 April 2020 – 14:01 WIB
Gedung bertingkat di Jakarta yang terlihat samar karena polusi udara. Foto: Dokumentasi ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN

jpnn.com, INGGRIS - Para peneliti di Universitas Cambridge telah menemukan bukti bahwa wilayah dengan polusi udara tinggi berkorelasi dengan tingkat kasus penyebaran juga jumlah kematian akibat virus corona baru (covid-19).

Para ahli Medical Research Council Toxicology Unit Universitas Cambridge, telah membandingkan data regional tentang total kasus Covid-19 juga jumlah kematiannya terhadap tingkat polusi udara.

BACA JUGA: Benarkah Polusi Udara Bisa Menurunkan Kualitas Air Mani?

Mengutip Mirror, studi tersebut menggunakan data dari tujuh wilayah di Inggris, di mana minimal 2.000 kasus infeksi dan 200 kematian dilaporkan dari Februari hingga 8 April 2020, dan catatan polusi udara di lebih dari 120 lokasi pada 2018 dan 2019.

Tingkat polutan nitrogen dioksida dan nitrogen oksida, yang sebagian besar berasal dari asap lalu lintas, tertinggi di London, Midlands dan Barat Laut, sementara terendah di wilayah selatan Inggris.

BACA JUGA: Kabar Terkini Pasien Positif Corona di Wisma Atlet, Semoga Ini Berlanjut

Hasilnya, jumlah kasus dan kematian akibat corona di sejumlah wilayah Inggris dengan tingkat polusi udara tinggi ternyata berkolerasi satu sama lain. Semakin tinggi tingkat polusi, semakin banyak pula kasus Covid-19.

Marco Travaglio, seorang mahasiswa PhD di unit MRC Toxicology, mengatakan, "Hasil kami memberikan bukti pertama bahwa kematian kasus SARS-CoV-2 dikaitkan dengan peningkatan nitrogen oksida dan tingkat nitrogen dioksida di Inggris."

BACA JUGA: Tekan Pemudik, Operasi Ketupat 2020 Dipercepat Hari Pertama Puasa, Efektif?

"London, Midlands dan Barat Laut menunjukkan konsentrasi terbesar dari polusi udara ini, dengan wilayah selatan menampilkan tingkat terendah di negara itu, dan jumlah kematian Covid-19 mengikuti tren yang sama," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Dr Miguel Martins, peneliti senior yang tergabung dalam unit tersebut, menuturkan dalam penelitian lanjutan bahwa polusi udara juga kemungkinan besar memiliki potensi meningkatkan daya rusak virus.

"Penelitian kami menambah bukti yang berkembang dari Italia Utara dan AS, bahwa tingkat polusi udara yang tinggi berkolerasi dengan kasus Covid-19 yang lebih mematikan."

"Ini adalah sesuatu yang kami lihat selama wabah Sars sebelumnya pada tahun 2003, di mana paparan jangka panjang polusi udara memiliki efek merugikan pada prognosis pasien Sars di Tiongkok.

"Ini menyoroti pentingnya mengurangi polusi udara untuk perlindungan kesehatan manusia, baik dalam kaitannya dengan pandemi COVID-19 dan selanjutnya," pungkasnya.

Hasil penelitian di atas tentu sangat bermanfaat bagi studi lanjutan, ketika dikorelasikan pada kondisi Jakarta, yang merupakan ibu kota dengan tingkat polusi terburuk di dunia, dan kemudian menghubungkannya ke kondisi pandemi saat ini. Bagaimana pak Anies? (mg8/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler