Korsel Keras, Korut Melunak

Mulai Muncul Sinyal Diplomasi

Rabu, 01 Desember 2010 – 13:30 WIB
SEOUL - Genderang perang urung bertalu di Semenanjung KoreaSikap tegas Korea Selatan (Korsel) Senin lalu (29/11) justru direaksi lunak rivalnya

BACA JUGA: 12 Jahitan di Bibir Obama

Kemarin (30/11), Korea Utara (Korut) mengutus salah seorang pejabat tertingginya ke Tiongkok guna membahas krisis Korea
Untuk tujuan sama, Jepang pun mengirim utusan ke Tiongkok.

Choe Thae Bok, chairman parlemen Korut (Supreme People's Assembly atau SPA), tiba di Beijing kemarin

BACA JUGA: Ricuh Berlarian, Puluhan Siswa SD Terluka

Dia dijadwalkan bertemu dengan para petinggi partai komunis Tiongkok dan Wakil Menteri Luar Negeri Wu Dawei
Mereka akan membahas tembakan artileri Korut yang menewaskan dua marinir dan dua warga sipil Korsel sepekan lalu

BACA JUGA: Ricuh Kamboja, Tak Ada yang Dihukum

Selain itu, mereka juga akan membicarakan ketegangan dua Korea.

Kemarin, Jepang juga mengutus diplomat seniornya ke Beijing untuk membahas krisis KoreaAkitaka Saiki, pejabat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Jepang yang bertanggung jawab pada urusan Asia dan kelautan, bakal bertemu Wu."Saiki dijadwalkan membahas ketengan Korsel dan Korut dengan Wu," terang pejabat Kemenlu kepada Jiji PressTidak jelas, apakah dia juga bakal bertemu Choe.

Tapi, Menteri Luar Negeri Jepang Seiji Maehara mengindikasikan bahwa Saiki tidak akan duduk satu meja dengan ChoeDalam jumpa pers di Tokyo kemarin, politikus 48 tahun itu menyatakan bahwa Saiki hanya akan menegaskan posisi Jepang dalam krisis Korea kepada TiongkokSikap itu, lanjut dia, harus disampaikan secara langsung supaya Beijing melihat keseriusan Tokyo.

"Tidak akan ada dialog yang positif kecuali Korut mau mempertanggungjawabkan serangannya pekan lalu dan program nuklirnya," tandas Maehara seperti dikutip Agence France-PresseDia juga kembali menegaskan penolakan Jepang terhadap proposal Tiongkok terkait dialog enam negaraAkhir pekan lalu, Beijing usul agar negara-negara yang terlibat dalam dialog enam negara kembali berunding.

"Kami tidak mengecilkan arti dialog enam negara itu sendiriTapi, saat kita kembali berunding, perundingan itu harus bisa melahirkan tindak lanjut dari kesepakatan sebelumnyaItu syarat wajib," tegas pengganti Katsuya Okada tersebutDengan demikian, kata dia, dialog itu tidak akan menjadi perundingan sia-sia, yang hanya bertujuan mengalihkan perhatian dunia dari insiden di Pulau Yeonpyeong.

Belakangan, Tiongkok melunakJika pekan lalu pemerintahan Presiden Hu Jintao itu sempat mengancam bakal menindak Korsel atas latihan militer gabungannya dengan Amerika Serikat (AS), kini Beijing memilih jalur diplomasiHu berusaha mencairkan ketegangan Semenanjung Korea lewat dialogApalagi, Korut memperkeruh suasana dengan mengumumkan aktivitas nuklirnya di reaktor pengaya uranium.

"Korut dan Tiongkok, tampaknya, ingin meredam krisis lewat jalur diplomasiTapi, Korsel dan AS justru lebih memilih metode hukuman dan tekananSepertinya, mereka ingin berkata, 'Mengapa kita harus bernegosiasi saat ini?'," papar Kim Keun-sik, analis Korut pada Kyungnam University di Seoul, seperti dilansir Associated PressPerbedaan langkah itulah, menurut dia, yang membuat dua Korea tetap bersitegang(hep/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Korsel Ancam Serang Korut


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler