Korsel Tetap Impor Daging Sapi dari AS

Kamis, 26 Juni 2008 – 10:05 WIB
Unjukrasa menentang impor daging sapi dari AS, di Seoul. Foto: AFP.
SEOUL – Maraknya aksi demonstrasi menentang kebijakan pemerintah untuk mengimpor daging sapi dari Amerika Serikat (AS) tidak menyurutkan Presiden Lee Myung-Bak untuk meneruskan niatnyaNyatanya, mulai hari ini, impor daging sapi AS sudah mulai dilakukan.
      Yang terang, pemerintah lebih berhati-hati dengan meningkatkan standar keamanan atas daging sapi

BACA JUGA: Suku Terasing Amazon Terpantau

Semua menteri dan Perdana MEnteri (PM) meyakinkan tentang standar ganda keamanan tersebut
Setelah mengadakan pertemuan dengan para pengurus Grand National Party, PM Han Seung-Soo meyakinkan bahwa sangat penting untuk menepati janji antar individu dan menjalankan perjanjian antar-negara.
      Namun, analis mengingatkan Lee agar dalam melakukan kebijakan impor itu dia lebih berhati-hati

BACA JUGA: Adu Cepat Kapal Tenaga Surya

Sebab, pelaksanaan impor itu potensial bisa menimbulkan reaksi keras
Bila itu terjadi, bisa saja keinginan Lee untuk menjadikan Korsel sebagai negara terbesar keempat di Asia secara ekonomi

BACA JUGA: Polisi Israel Bunuh Diri di Depan Presiden Prancis

Sebagaimana diberitakan, kebijakan itu dinilai tidak populer dan juga menyebabkan terjadinya krisis pada pemerintahan Lee.
      ’’Setelah masa kepemimpinannya pada bulan-bulan pertama yang menggemparkan, Presiden Lee justru melakukan turning point dengan mencapai kesepakatan kerja sama dengan AS,’’ ujar Daniel Melser, seorang analis Moody's.
      Memang, Sabtu (21/6) lalu pemerintah Korsel dan AS telah mencapai kesepakatan berkaitan dengan pembatasan daging sapi yang diterimaYakni, berasal dari sapi yang berumur kurang daeri 30 bulanSelain itu, sapi-sapi yang berisiko tinggi terkena penyakit sapi gila juga tidak diterima.
      Jadi, mulai hari ini sekitar 5.300 ton daging sapi beku AS bisa diperiksa untuk kemudian dilempar ke pasarSebenarnya, daging-daging itu telah disimpan di tempat beku di KorselDan kemarin, beberapa pejabat pemerintah mengharapkan agar tidak ada importer yang meminta dilakukannya pengecekanSebab, pemerintah sudah menjamin bahwa daging sapi yang diimpor benar-benar sesuai dengan kriteria yang ditetapkan pemerintah
      ’’Dan yang tidak sesuai, akan kami kembalikan,’’ ujar Menteri PErtanian Chung Woon-chunMenteri Pertanian Chung Woon-Chun mengatakan bahwa impor itu tidak bisa ditunda lagi.
      Tidak dimungkiri bila pemerintah Korsel memang dituntut kerja dua kali demi menjamin keamanan daging sapi dari ASNamun, hanya berselang beberapa jam setelah pengumuman itu disampaikan, unjuk rasa besar-besaran kembali terjadiMalah, pengunjuk rasa merusak bus-bus polisi yang menghalangi jalan menuju Gedung Biru
      Namun, hal itu dinilai belum cukup oleh para pengunjuk rasaMereka pun terus menyerukan agar masyarakat terus melakukan aksi penentangan mereka.
      ’’Semua permintaan maaf Presiden Lee Myung-Bak sudah berubah menjadi kebohongan semata,’’ kata sebuah kelompok bernama ASosiasi Rakyat Anti Penyakit Sapi Gila dalam situsnya’’Jadi, mari kita nyalakan lilin kemarahan kita kembali untuk menyampaikan permintaan kita,’’ lanjut tulisan itu yang berisi ajakan berdemo kemarin sore dan malam.
      Dan menanggapi seruan tersebut, kemarin sekitar 100 orang menggelar aksi di jalanan tersibuk di Seoul selama sekitar dua jamSambil beraksi, mereka meneriakkan yel-yel meminta Lee Myung-Bak agar segera diadili karena sengaja mendeklarasikan perang dengan rakyatPolisi anti huru-hara pun membubarkan aksi itu dan menangkap sepuluh orang dari pengunjuk rasa.
      Gelombang pertentangan rakyat atas kebijakan impor daging sapi AS memang besar sekaliBahkan, 10 Juni lalu, sekitar 100 ribu orang yang menentang impor berdemoDalam aksi protes yang terjadi terus-menerus dalam beberapa pekan terakhir, tak kurang dari 190 petugas kepolisian terlukaSelain itu, 58 bus polisi pun rusak(AFP/Rtr/dia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wartawan Monster Bunuh Diri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler