Koruptor Pasti Malu Mendengar Kisah Orang-Orang yang Bertemu Pak Ganjar Ini

Kamis, 10 Desember 2020 – 14:15 WIB
Gubernur Ganjar Pranowo memberikan penghargaan Tokoh Teladan Kejujuran Jawa Tengah. Foto: Instagram

jpnn.com, SEMARANG - Mulyadi (45) tak menyangka, dompet cokelat yang ditemukannya di jalanan pada 2018 lalu menjadi jalan untuk bertemu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Kejujuran pemulung yang biasa mengais rosok di Kartasura Sukoharjo ini ternyata mengetuk hati Ganjar untuk mengundangnya.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: 6 Laskar FPI Ditembak Arah Jantung, Gibran Diminta Hati-Hati, Anak Wapres Kalah Telak

Tak sendiri, ternyata Ganjar juga mengundang sejumlah orang yang mengedepankan kejujuran dalam setiap kehidupan.

Ada pemulung, penjual sayur dan gorengan keliling, driver ojek online, karyawan swasta dan masyarakat lainnya. Dengan duduk lesehan dan memakai sarung di rumah dinasnya, Senin (7/12), Ganjar dengan bahagia mendengar kisah-kisah kejujuran dari warganya itu jelang peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia), 9 Desember nanti.

BACA JUGA: Ganjar Pranowo: Jangan Sampai Ada Korupsi Bansos di Jateng

Kepada Ganjar, Mulyadi menceritakan bahwa kisahnya terjadi pada 2018 lalu, saat dia sedang mengais barang rongsok sambil menambal jalan di Jalan Raya Solo-Semarang. Ketika itu, dia menemukan dompet jatuh berwarna cokelat yang di dalamnya berisi uang Rp15 juta.

"Kulo tingali enten duite (saya lihat ada uangnya). Kathah pak, lembaran abang (banyak pak, lembaran merah ratusan ribu). Akhire kulo nunggu sing duwe ning pinggir dalan nganti magrib (saya nunggu pemiliknya di pinggir jalan sampai magrib)," kata Mulyadi.

BACA JUGA: Diadang Hansip Saat Masuk TPS, Ganjar: Panjenengan Sudah Seperti Danramil

Akhirnya, pemilik dompet itu lanjut Mulyadi datang mencari dompet yang jatuh itu.

Setelah bertemu pemiliknya, dompet berisi uang itu langsung dikembalikan Mulyadi.

"Kui dudu nggone kulo (itu bukan punya saya), akeh sing ngomong ngopo ora digawe wae (banyak yang bilang kenapa tidak dipakai), kulo ajrih kalih gusti Allah (saya takut pada Allah)," ucapnya.

Mulyadi yakin bahwa uang yang ditemukannya itu pasti ada pemiliknya. Dia tidak berkeinginan memiliki, karena memang bukanlah haknya. Dia berpikir, mungkin si pemilik uang itu ingin menggunakannya untuk keperluan mendesak.

"Alhamdulillah Gusti Allah mbales, kulo sekeluarga sehat (saya dan keluarga selalu diberikan kesehatan), rejeki lancar, kulo ditulungi wong akeh (saya ditolong orang banyak)" jelasnya.

Kisal lain disampaikan Tan Le Hok Fuk atau Kakek Afuk (50). Pemulung asal Solo ini nekat bersepeda Solo-Pasuruan hanya demi mengembalikan dompet kepada pemiliknya.

Kepada Ganjar, Kakek Afuk menceritakan awalnya sedang mencari rongsok di jalanan. Ketika itu, dia menemukan dompet berisi STNK dan KTP yang menunjukkan bahwa pemiliknya ada di Pasuruan.

"Dalam hati saya seperti ada yang membisiki, kui balekno, dudu nggonmu (itu dikembalikan, bukan milikmu). Lalu, saya berniat mengembalikan," ucapnya.

Kakek Afuk bahkan rela menjual handphone miliknya untuk memperbaiki sepeda dan ongkos ke Pasuruan. Akhirnya, dompet itu bisa dia kembalikan ke pemiliknya dengan bersepeda ke Pasuruan.

Ganjar juga mendengarkan kisah Widiyanti (33), penjual sayur dan gorengan keliling asal Kebumen.

Widiyanti yang saat berjualan menemukan plastik kresek jatuh di jalan dan berisi uang, langsung berusaha mengejar pemiliknya yang menaiki motor. Sayang, dirinya yang hanya bersepeda, tak bisa mengejar.

"Akhirnya saya berikan uang itu ke polisi. Setelah itu di-posting di medsos dan orangnya mengambil. Lega saja rasanya, bisa mengembalikan. Saya tahu dia itu penjual ayam, sebagai sama-sama pedagang, saya tahu rasanya cari uang itu susah," jelasnya.

Meski sebenarnya ingin memiliki handphone dan banyak orang yang menyalahkan kenapa uang itu dikembalikan, namun Widiyanti merasa lega bisa berbuat seperti itu.

"Lega saja rasanya. Lagian saya juga takut nemu uang sebanyak itu, mau dipakai itu bukan hak saya. Takut sama Allah," ucapnya.

Selain tiga kisah itu, ada juga kisah driver ojek online bernama Dian Ramadhan asal Purwokerto yang mengembalikan uang kelebihan pembayaran Rp100.000, penghulu asal Klaten bernama Abdurrahman M Bakri yang tidak pernah mau menerima amplop, Ernita Sihono yang lupa membayar pesanan ojek online dan mencari pengemudi sampai ketemu dan kisah Muhsono dan Nur Azizah asal Wonosobo yang mengembalikan handphone serta dompet kepada pemiliknya.

Kepada orang-orang jujur itu, Ganjar memberikan piagam penghargaan sebagai Tokoh Teladan Kejujuran Jawa Tengah.

Piagam bertuliskan kalimat 'Balekake Yen Dudu Duweke' itu ditandatangani langsung oleh Ganjar.

"Saya itu mendengar kabar, ada cerita-cerita hebat dari masyarakat kecil yang menginspirasi. Maka, saya ingin mendengar langsung dan mengundang mereka. Banyak cerita bagus tentang kejujuran dan integritas. Saya bangga, nilai-nilai seperti inilah yang ingin kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari sampai pada masyarakat tingkat bawah," katanya.

Ganjar meyakini, masih banyak orang baik di Jawa Tengah dan di Indonesia. Dari cerita orang-orang yang dipanggilnya itu, ia mendengar bahwa mereka juga terinspirasi dari orang lain, ada dari orang tuanya, pemuka agama, dan lainnya.

"Ada banyak orang yang melakukan seperti ini, saya meyakini itu. Maka saya berharap berikanlah cerita-cerita kebaikan dan kejujuran pada dunia. Kepada orang-orang baik di luar sana, saya memberikan hormat setinggi-tingginya pada mereka, dan mari kita meniru," tutupnya. (flo/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler