jpnn.com, PYONGYANG - Semenanjung Korea memanas akhir pekan lalu. Gara-garanya, Korea Utara (Korut) meluncurkan rudal berdaya jelajah pendek. Kemarin, Minggu (5/5) Pyongyang mengonfirmasikan aktivitas yang kali pertama dilaporkan oleh Seoul pada Sabtu (4/5) itu.
Tapi, mereka menyebut rudal 240 mm dan 300 mm serta senjata taktis yang meluncur dari Kota Wonsan di pesisir Hodo itu sebagai peluncur roket.
BACA JUGA: SD di Korsel Ini Punya Siswa Berusia 70 Tahun
"Kami menguji kesiapan senjata kaliber besar dan alat pertahanan yang ada di garis depan," bunyi pernyataan resmi pemerintah Korut sebagaimana dilansir Korean Central News Agency (KCNA) kemarin.
Rudal jarak pendek itu, menurut Pyongyang, tidak masuk daftar hitam PBB. Karena itu, peluncuran tersebut tidak melanggar kesepakatan yang telah diteken Korut dan Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu.
BACA JUGA: 27 Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Studi Banding ke Korsel
Dalam pertemuan perdananya dengan Presiden Donald Trump, Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong-un menyatakan kesanggupannya untuk melakukan denuklirisasi. Namun, dalam kesepakatan itu, senjata yang disebut adalah rudal lintas benua alias ICBM. Pyongyang menegaskan bahwa peluncuran rudal tersebut adalah bagian dari aktivitas rutin militer Korut.
Kendati demikian, peluncuran yang makan waktu sekitar 20 menit itu tetap menjadi sinyal kuat bagi Korsel bahwa Korut tidak bisa diremehkan. Kemarin Seoul pun langsung memperingatkan Washington agar tidak main-main dengan Jong-un. Sejak perundingan gagal di Vietnam pada Februari lalu, hubungan dua negara kembali tegang. (bil/c11/hep)
BACA JUGA: Naik Kereta Antipeluru, Kim Jong Un Tiba di Rusia
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korut Ngambek ke Amerika, Korsel Kena Batunya
Redaktur & Reporter : Adil