jpnn.com, NEW YORK - Korea Utara (Korut) menolak hampir tiga juta dosis vaksin COVID-19 Sinovac Biotech buatan China dengan mengatakan vaksin itu sebaiknya dikirim ke negara-negara yang terdampak parah pandemi, kata UNICEF pada Rabu (1/9).
Terkait penolakan tersebut, Kementerian Publik Korut beralasan bahwa pasokan vaksin global masih terbatas dan banyak tempat lain yang lebih membutuhkan vaksin.
BACA JUGA: 5 Juta Vaksin Sinovac Siap Pakai Kembali Tiba di Tanah Air
Sejauh ini Korut tidak melaporkan satu pun kasus COVID-19 dan menerapkan langkah-langkah pencegahan virus yang ketat, termasuk penutupan perbatasan dan pembatasan perjalanan domestik.
Juru bicara UNICEF mengatakan bahwa kementerian akan terus berkomunikasi dengan COVAX untuk menerima vaksin dalam beberapa bulan ke depan.
BACA JUGA: 8 Juta Dosis Bahan Baku Vaksin Sinovac Tiba di Indonesia, Gus Yaqut Bilang Begini
Pada Juli, Korut menolak pengiriman vaksin AstraZeneca lantaran khawatir dengan efek sampingnya, menurut lembaga pemikir Korea Selatan yang berafiliasi dengan badan intelijen.
Institut Strategi Keamanan Nasional lantas mengatakan bahwa Korut tidak berminat dengan vaksin buatan China karena khawatir vaksin mereka tidak efektif, namun tertarik dengan vaksin Rusia.
BACA JUGA: 9,2 Juta Vaksin Sinovac Tiba, Pemerintah Imbau Masyarakat Tidak Pilih-Pilih
Sejumlah negara seperti Thailand dan Uruguay mulai menggunakan vaksin lain untuk mereka yang suntikan pertamanya menggunakan vaksin Sinovac dalam upaya meningkatkan perlindungan.
"Kami terus berkoordinasi dengan otoritas DPRK (Korut) untuk membantu menanggulangi pandemi COVID-19," kata juru bicara aliansi Global Alliance for Vaccines and Immunization (GAVI), salah satu pelopor inisiatif COVAX, katanya. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil